Bagaimana aku bisa melukis angin
jika merasakan hembusan nafasmu pun ku tak sanggup
memaki aku dalam hati
lewat jendela rumah yang terbuka
ohh
aku mendengar tangisannya dalam kelam malam
merintih dalam isak tangis hujan
membalut semesta dalam luka
pedih dalam derai dan dawai cinta
aku merindukan lagi
mendengar tawa nakalmu
yang menjerit diantara ranting kering
membelai dedaunan basah
luruh dalam asa yang tak berujung
Bagaimana aku bisa melukis angin
sedangkan mendengar flatus pun ku tak mampu
Malang, akhir April
Tidak ada komentar:
Posting Komentar