Dok. pribadi |
Mungkin banyak yang tidak tahu jika tanggal 23 April adalah Hari Buku Dunia (World Book Day). Tanggal 23 april merupakan tanggal yang memiliki arti penting bagi dunia sastra karena pada tanggal sama di tahun 1616, Cervantes, Shakespeare dan Inca Garcilaso de la Vega meninggal dunia. Tanggal 23 April juga tanggal lahir dan meninggalnya penulis terkemuka Maurice Druon, K. Laxness, Vladimir Nabokov, Josep Pla dan Manuel Meijia Vallejo. Unesco memilih tanggal tersebut sebagai Hari Buku Dunia dengan tujuan mendorong setiap orang (kaum muda khususnya) untuk menemukan kesenangan dalam membaca, dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada pengarang-pengarang besar yang telah memberikan kontribusi terhadap kemajuan sosial dan kultural umat manusia.
Minat baca di Indonesia rendah
Buku adalah jendela dunia. Demikian pepatah yang sering kita dengar. Mengapa? Karena kita mendapatkan ilmu pengetahuan melalui buku. Buku berpengaruh terhadap peradaban manusia. Buku mampu menggerakan intuisi, inspirasi dan kreativitas manusia untuk menembus batas-batas belenggu kehidupan. Orang bisa saja fisiknya dijajah atau dipenjara, namun pikiran dan idenya yang tertuang dalam buku mampu menggerakkan perubahan besar. Buku mampu melahirkan sikap, komitmen dan gerakan untuk melakukan perubahan. Begitu pentingnya buku dalam kehidupan sejarah manusia atau bangsa.
Namun sangat disayangkan fakta menunjukkan minat baca masyarakat Indonesia rendah. Tahun 2002, penelitian Human Development Index (HDI) yang dikeluarkan UNDP untuk melek huruf menempatkan Indonesia pada posisi 110 dari 173 negara. Posisi tersebut turun satu tingkat menjadi 111 tahun 2009. Tahun 2006 berdasarkan studi lima tahunan Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) yang melibatkan siswa sekolah dasar, Indonesia menempati posisi 36 dari 40 negara. Tahun 2006 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi. Masyarakat lebih memilih menonton televisi (85,9%) dan mendengarkan radio (40,3%) daripada membaca koran (23,5%). Tahun 2009 data Organisasi Pengembangan Kerjasama Ekonomi (OECD), budaya baca masyarakat Indonesia menempati posisi terendah dari 52 negara di kawasan Asia Timur. Fakta terbaru, tahun 2012 Indonesia berada di posisi 124 dari 187 negara di dunia dalam penilaian Indeks Pembangunan Manusia khususnya dalam melek huruf. Fakta yang cukup memprihatinkan bagi bangsa Indonesia.
Menumbuhkan minat baca buku
Siapa yang bertanggung jawab meningkatkan minat baca buku? Diperlukan sinergi antara orang tua, lembaga pendidikan dan pemerintah. Orang tua bertanggung jawab mendidik anak gemar membaca dan mencintai buku. Mengapa? Karena pendidikan pertama yang diterima anak berasal dari keluarga. Bagaimana cara mendidik anak mencintai buku? Sudah pernah aku bahas, baca di sini ya.
Peran lembaga pendidikan dalam menumbuhkan minat baca sangatlah penting. Guru dan pustakawan berperan dalam pengembangan perpustakaan. Namun banyak sekolah dasar sampai menengah belum memiliki perpustakaan dan kalaupun ada sifatnya stagnasi dan tidak berkembang karena kesulitan dana.
Pemerintah atau pemerintah daerah bekerjasama kalangan dunia pendidikan, media masa dan masyarakat cinta buku merangkul pihak swasta yang berkepentingan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuannya mensponsori pendirian perpustakaan-perpustakaan kecil dan perpustakaan keliling dilingkungan masyarakat desa dengan bantuan sarana prasarana dan koleksi perpustakaan. Sinergi yang baik dari berbagai kalangan diperlukan untuk menumbuhkan minat baca.
E-book
Hari Buku Sedunia, seharusnya tidak hanya merujuk kepada buku cetak saja. Beberapa tahun terakhir ini, ada yang namanya “buku elektronik” (e-book). Dan menariknya, e-book mulai banyak diminati.
Disadari atau tidak, dunia sedang bergerak ke era baru yaitu era digital. Era ini mempengaruhi nalar kita menjadi begitu terpukau pada tekhnologi yang memihak pada selebrasi e-book dengan dalil pencanggihan medium, efisiensi dan efektifitas, kemudahan mendapatkannya, lebih murah, dll. Saat ini, bukan hal yang aneh jika kita melihat seseorang di taman, ruang tunggu, ruang kelas, dll, membaca buku melalui sebuah tablet atau smartphone. Fenomena tersebut dipertegas peristiwa yang terjadi pada industri buku. Setelah sukses selama 2,5 abad sebagai industri pencetak dan penerbit ensiklopedia, Encyclopaedia Britannica Inc memutuskan mengakhiri edisi cetaknya dan beralih ke edisi digital. Di Inggris penjualan buku digital naik 318%. Dan masih banyak lagi fakta lain.
Apakah buku cetak itu hanya akan bertahan dengan nilai nostalgianya sebagai benda antik yang dikoleksi oleh sebagian orang? Umberto Eco (novelis dan sastrawan terkenal Italia) tak yakin dengan itu semua. Ia meyakini buku cetak tetap akan eksis dan diminati. Hal tersebut dikemukakan dalam karyanya (2011) berjudul This is Not the End of the Book.
Kemajuan teknologi seperti tablet atau smartphone yang didukung vendor penyedia internet, turut andil dalam kemajuan dan diterimanya e-book. Namun belum ada penelitian tentang meningkatnya minat baca masyarakat dengan berkembangnya e-book.
Selamat hari buku (e-book).
Surabaya, 23 April 2014
Aku suka dg buku,.mgkn krn melihat ibunya suka membaca, mk anakku jd ikutan suka, dr batita sdh akrab dg buku...sp skrg remaja, klo ditanya mo diajak jln2 kmn...jwbnya pasti "toko buku"...hihi...E-book suka tp klo lama2 baca jd pedes dimata... Selamat hari buku..
BalasHapusIya mbak aku juga suka buku. Kebetulan istriku juga. Si kecil sekarang juga mulai suka buku. Suka gambar2 sekarang. Peran orang tua emang sangat penting sebagai penular virus mencintai buku.
BalasHapusAku sendiri lebih suka buku dibanding e-book. Kelebihan e-book lebih praktis. Kalau kemana2 ga usah bawa buku segedhe gaban.
Matur nuwun mbak, sudah mampir...
Pak Dokter Buku, kapan bagi-bagi buku? selamat hari Buku ya :D
BalasHapusDoakan mbak, pengin aku buat GA, tapi belum sempat nih. Ga sanggup menjadi juri..tugasku banyak banget nih. Atau mau bantu jadi juri?
Hapus