Kamis, 27 Desember 2012

6 LANGKAH MUDAH MEMBACA ANALISA GAS DARAH


Saat putaran di bangsal Dewasa/Umum seringkali saya mendapati hasil BGA (Blood Gas Analysis) atau dalam bahasa Indonesianya Analisa Gas Darah. Karena bingung membacanya saya browsing di internet dan ketemu 6 langkah mudah membaca analisa gas darah dari http://www.ed4nurses.com/resources. Terima  kasih sudah mengajarkannya kepadaku. Berikut 6 langkah mudah tadi :
1. Lihat pH
Langkah pertama adalah lihat pH. pH normal dari darah antara 7,35 – 7,45. Jika pH darah di bawah 7,35 berarti asidosis, dan jika di atas 7,45 berarti alkalosis.
2. Lihat CO2
Langkah kedua adalah lihat kadar pCO2. Kadar pCO2 normal adalah 35-45 mmHg. Di bawah 35 adalah alkalosis, di atas 45 asidosis.
3. Lihat HCO3
Langkah ketiga adalah lihat kadar HCO3. Kadar normal HCO3 adalah 22-26 mEq/L. Di bawah 22 adalah asidosis, dan di atas 26 alkalosis.
4. Bandingkan CO2 atau HCO3 dengan pH
Langkah selanjutnya adalah bandingkan kadar pCO2 atau HCO3 dengan pH untuk menentukan jenis kelainan asam basanya. Contohnya, jika pH asidosis dan CO2 asidosis, maka kelainannya disebabkan oleh sistem pernapasan, sehingga disebut asidosis respiratorik. Contoh lain jika pH alkalosis dan HCO3 alkalosis, maka kelainan asam basanya disebabkan oleh sistem metabolik (atau sistem renal) sehingga disebut metabolik alkalosis.
5. Apakah CO2 atau HCO3 berlawanan dengan pH
Langkah kelima adalah melihat apakah kadar pCO2 atau HCO3 berlawanan arah dengan pH. Apabila ada yang berlawanan, maka terdapat kompensasi dari salah satu sistem pernapasan atau metabolik. Contohnya jika pH asidosis, CO2 asidosis dan HCO3 alkalosis, CO2 cocok dengan pH sehingga kelainan primernya asidosis respiratorik. Sedangkan HCO3 berlawanan dengan pH menunjukkan adanya kompensasi dari sistem metabolik.
6. Lihat pO2 dan saturasi O2
Langkah terakhir adalah lihat kadar PaO2 (nilai normal 80-100 mmHg) dan O2 sat (nilai normal 95-100%). Jika di bawah normal maka menunjukkan terjadinya hipoksemia.
Untuk memudahkan mengingat mana yang searah dengan pH dan mana yang berlawanan, maka kita bisa menggunakan akronim ROME.
Respiratory Opposite : pCO2 di atas normal berarti pH semakin rendah (asidosis) dan sebaliknya.
Metabolic Equal : HCO3 di atas normal berarti pH semakin tinggi (alkalosis) dan sebaliknya.
Penjelasan langkah ke-5 tentang kompensasi
Kompensasi adalah usaha tubuh untuk menjaga homeostasis dengan mengoreksi pH. Sistem yang berlawanan akan melakukan hal ini.
Komponen sistem pernafasan untuk menyeimbangkan pH adalah CO2 yang diproduksi melalui proses seluler dan dibuang oleh paru.
Komponen sistem renal untuk menyeimbangkan pH adalah bikabonat (HCO3) yang dihasilkan ginjal. Ginjal juga mengontrol pH dengan mengeliminasi ion hidrogen (H+). Kedua sistem ini berinteraksi melalui formasi carbonic acid (H2CO3).
Sistem pernafasan menyeimbangkan pH dengan meningkatkan atau mengurangi respiratory rate (RR), dengan cara memanipulasi level CO2. Nafas cepat dan dalam untuk mengeluarkan CO2, nafas pelan dan dangkal untuk menyimpan CO2.
Jika pH imbalans karena gangguan sistem pernafasan, maka sistem renal akan mengoreksinya, demikian juga sebaliknya. Proses ini disebut kompensasi. Kompensasi mungkin tidak selalu komplit. Kompensasi yang komplit mengembalikan keseimbangan pH ke nilai normal. Kadang-kadang imbalans terlalu jauh untuk dikompensasi mengembalikan pH menjadi normal, ini disebut kompensasi parsial.



Contoh kasus :
Hasil BGA : 

  1. pH asidosis
  2. CO2 asidosis
  3. HCO3 normal
  4. CO2 sesuai pH sama-sama asidosis sehingga imbalans berupa respiratory acidosis
  5. HCO3 normal maka tidak ada kompensasi
  6. pO2 dan O2 sat rendah berarti hypoxemia
Diagnosis BGA : uncompensated respiratory acidosis with hypoxemia

Mudah bukan?? Selamat mencoba untuk hasil BGA yang lain.
Semoga bermanfaat
Sumber: 6 Easy Steps to ABG Analysis

Senin, 17 Desember 2012

HUJAN-HUJANAN AMAN BAGI ANAK


Kinan (2,5 tahun), anak saya, suatu hari bertanya kepada mamanya tentang apakah dia boleh main hujan-hujanan? Maklum selama ini memang belum pernah main hujan-hujanan seperti yang dilakukan anak-anak pada umumnya. Bukannya over proteksi, tapi yang kami tahu air hujan mengandung partikel dan gas yang bisa membuat tubuh kita sakit jika daya tahan tubuh lemah. Karena tidak mau mengambil risiko, kami memikirkan cara main hujan-hujanan yang baik bagi Kinan.
Kami menemukan solusi, lebih tepatnya ini ide mamanya Kinan. Kinan boleh main hujan-hujanan jika memakai alat perlindungan diri. Alat-alat tersebut berupa sepatu bot, jas hujan dan payung. Kami pun akhirnya melengkapi alat-alat tersebut. Karena jas hujan anak-anak tidak ada yang seukuran Kinan, bahkan ukuran yang terkecil sekalipun, jas hujan tersebut digantikan jaket. Alhasil Kinan dengan sukacita menikmati main hujan-hujanan dan kami pun tidak was-was akan akibat buruk air hujan.
(Artikel ini sudah di muat di Jawa Pos, Rubrik Gagasan Sabtu, 15 Desember 2012)