Sabtu, 31 Mei 2014

ACCIO TIKET KE INGGRIS, DENGAN PORTKEY MR. POTATO

Kata orang bijak : gantungkanlah cita-citamu setinggi langit. Salah satu cita-citaku adalah keliling dunia. Namun cita-cita keliling dunia itu masih dalam sebatas mimpi. Namun bukankah semua hal berawal dari mimpi? Lebih penting lagi bukan sekedar mimpi tetapi bangun dan mewujudkannya.

Bagaimana mewujudkan mimpi keliling dunia? Jawabannya ya menabung. Pasti butuh banyak biaya untuk itu. Tapi bagaimana bisa menabung? Dana untuk biaya kuliah spesialisasi yang kujalani ini sangat banyak. Jadinya mimpi itu harus ditunda, menunggu lulus dan bekerja lagi.

Tapi untunglah ada Mr. Potato yang baik hati (menjadi portkey-ku menurut novel Harry Potter), yang memberikan tiket gratis ke Inggris. Inggris adalah salah satu tujuan keliling duniaku.

Kenapa ke Inggris?

Ada beberapa alasan kenapa saya ingin mengunjungi Inggris.

1. Mengunjungi tempat yang berkaitan dengan novel favoritku

Enid Blyton (Sumber di sini)
Sejak SD aku suka membaca cerita petualangan karya Enid Blyton. Baik itu Lima sekawan, Pasukan Mahu Tahu, Sapta Siaga, Si Badung, Malory Towers, St. Claire dan lainnya. Bahkan aku pernah menjadi juara 3 peminjam terbanyak perpustakaan saat SMP. Meskipun kalau dilihat dengan teliti kebanyakan yang kupinjam adalah buku fiksi. Aku jadi malu sendiri.


Agatha Christie (Sumber di sini)
Aku juga menyukai novel karya penulis Inggris yang lain seperti Sir Conan Doyle yaitu cerita tentang detektif Sherlock Holmes. Juga karya-karya novelis Agatha Christie. 

Sampai era yang sangat mengagumkan yaitu era Harry Potter karya J.K Rowling.

Penulis-penulis tersebut di atas membawaku berimajinasi ke Inggris. Banyak tempat-tempat yang digambarkan dalam novel-novel tersebut yang membuatku berkata pada diriku sendiri, "Aku harus mengunjungi Inggris!"

Aku memiliki hobi menulis dan fotografi ditambah suka travelling. Jadi klop rasanya mengabadikan kunjungan ke Inggris nanti dalam bentuk tulisan dan foto.

Mengunjungi Pedesaan di Inggris


Corfe castle yang ada dalam cerita Lima Sekawan
(Sumber di sini)
Karya-karya Enid Blyton banyak bercerita tentang pedesaan dan suasana sekolah di Inggris. Hmm alangkah asyiknya bisa menikmati hijaunya rumput yang dihiasi bunga-bunga yang indah saat musim semi dengan bersepeda dengan bekal sandwich dan limun. Menikmati lamanya siang saat musim panas, daun-daun yang berguguran ketika musim gugur dan bermain salju saat musim dingin.

Di tambah kastil-kastil tua yang digambarkan, menambah rasa penasaran. Siapa tahu nanti menemukan harta karun juga.


Train to Churston Sation (Sumber di sini)
Agatha Christie juga menggambarkan banyak keindahan desa di Inggris, meskipun kisah tulisannya banyak bercerita tentang kriminal. Salah satu contoh adalah gambar di berikut ini yaitu suasana di Greenway (daerah antara Paignton to Dartmouth Railway), rumah Agatha sendiri. Dimana ia naik kereta dan turun di Churston Station. Suasana di kereta ini muncul dalam novelnya yang berjudul "The ABC Murders" dan "Dead Man's Folly".

Mengunjungi Museumnya Sang Novelis

Torquay Museum (Sumber di sini)
Selain itu saya ingin berkunjung museum Agatha Christie yaitu Torquay Museum. Di mana di tempat ini sering diadakan pameran dan terdapat buku, foto-foto tentang Agatha Christie.

Wah pasti akan menyenangkan karena saya akan mengenal lebih dalam tentang Agatha Christie salah satu penulis favorit saya.




Museum Sherlock Holmes (Sumber di sini)
Katenaran detektif Sherlock Holmes tidak diragukan lagi. Bahkan cerita tentang detektif tersebut berulangkali diangkat ke layar lebar ataupun serial TV. The Guinness World Records mencatat bahwa Sherlock Holmes adalah "tokoh paling sering digambarkan dalam film" dengan lebih dari 70 aktor memainkannya dalam lebih dari 200 film.

Oleh karena itu tidaklah afdol jika tidak berkunjung ke Sherlock Holmes Museum yang berada di 221B Baker Street London. Museum ini dikenal sebagai apartemen Sherlock Holme, dimana terdapat sebuah toko yang menjual koleksi Sherlock Holmes.


Mengunjungi dunia Sihir Harry Potter


JK Rowling (Sumber di sini)
Kunjungan selanjutnya adalah ke dunia sihir karya JK Rowling yang fenomenal itu. Berkat novel Harry Potter ini menjadikan JK Rowling menjadi wanita yang lebih kaya dibandingkan Ratu Inggris. Novel yang mampu menyihir para pembacanya ini konon lahir ketika JK Rowling sedang naik kereta api. Wow sungguh luar biasa.

Harry Potter bocah ajaib yang tetap hidup meski dikutuk Lord Voldemort. Dalam novel Harry Potter sihir kuno yang melindungi Harry Potter dari kutukan maut adalah cinta dan doa sang ibu Lily Potter. Bahkan kutukan tersebut berbalik arah dan membunuh Lord Voldermort untuk sementara. 

Membaca 7 novel Harry Potter kita akan dibawa ke negeri Inggris yang didalamnya ada 2 dunia yaitu dunia muggle dan dunia Sihir. Banyak hal yang bisa dipetik dari novel ini tentang persahabatan, kebenaran, kejahatan, arti kebahagiaan, pengorbanan dan sebagainya. Namun satu hal yang kurasakan ternyata aku tersihir untuk datang ke London melihat tempat-tempat yang ditulis novel tersebut maupun yang tergambar di film.

Mengunjungi The Making of Harry Potter WB Studio Tour


Harry Potter WB Studio Tour (Sumber disini)
Untunglah Warner Bros perusahaan film besar yang memegang lisensi pembuatan film dari ke tujuh novel JK Rowling berbaik hati membuat Harry Potter Studio Tour. Untuk lebih lengkapnya baca di sini

Di WB studio tour ini kita bisa melihat di balik pembuatan film Harry Potter. Pengunjung akan berkesempatan untuk melihat set otentik, menemukan keajaiban khusus dan efek yang memukau di balik layar serta rahasia dari film Harry Potter.

Berjalan di atas lantai batu asli dari ikon Hogwart Great Hall, menghadapi makhluk animatronik dan mengembara ke bawah Diagon Alley. Pengunjung akan menghidupan kembali keajaiban melalui mata pembuat film yang membawa film Harry Potter nyata.

Pengunjung dapat merasakan masuk ke ruang kepala sekolah Hogwart Dumbledore, mengunjungi kelas Ramuan Profesor Snape, bertamu ke The Burrow-rumah keluarga Weasley dan mencoba naik sapu terbang di ruang green screen. Selain itu pengunjung bisa melihat kastil Hogwart, naik motor Hagrid, melihat Knight Bus. Juga bisa belajar koreografi menggunakan tongkat sihir, duel dengan Death Eater. Wow sungguh mengagumkan. 


Toko Studio (Sumber di sini)
WB studio tour ini pengunjung juga bisa melihat kostum Quidditch dan berbelanja di toko studio. Berbagai item bisa dibeli para pengunjung, seperti replika tongkat sihir, berbagai rasa dari Bertie Bott's Beans dan Chocolate Frogs, juga kostum dari 4 menara Hogwart.

Wah bikin ngiler saja, ingin rasanya berkunjung ke WB Studio Tour The Making of Harry Potter. Cari portkey, please Mr. Potato, bawa aku ya.

2. Berkunjung ke 7 Ikon Inggris

Buckingham Palace


Buckingham Palace (Sumber di sini)
Destinasi ini jelas akan kupilih. Ingin rasanya berkunjung ke tempat kediaman Yang Mulia Ratu Elizabeth. Konon kabarnya istana yang terletak di kota Westminster ini interiornya masih asli dengan hiasan dari abad ke-19. Tempat ini merupakan tempat yang menjadi kunjungan favorit para wisatawan yang berkunjung ke Inggris.

Sebenarnya yang lebih membuat saya penasaran adalah prajurit istana Buckingham. Katanya para prajurit ini akan tetap diam tanpa merubah posisinya sampai jam jaganya selesai. Keren. Saya ga habis pikir dan benar-banar ingin membuktikannya. Mr. Potato bawa aku ke sana ya. Please.



Big Ben (Sumber di sini)
Menara Jam Big Ben

Menara Jam Big Ben merupakan landmark yang paling terkenal di Inggris, menjadi tujuan pertama para turis yang datang ke Inggris. Kabarnya Big Ben ini merupakan tempat di mana sejarah peradaban modern dimulai. Big Ben ini berdentang tiap 15 menit sekali dan suaranya bisa terdengar sampai radius 8 kilometer. Luar biasa. Keren. Wah tambah ingin segera pergi ke Inggris nih.






Westminster Abbey (Sumber di sini)

Katedral Westminster Abbey

Westminster Abbey adalah sebuah katedral yang berarsitektur gothic. Katedral ini merupakan tempat penobatan sekaligus tempat pemakaman. Beberapa ilmuwan terkenal seperti Charles Darwin dan Sir Isaac Newton di makamkan di sini. Wah ingin rasanya berziarah di sana. Makam ilmuwan yang selama ini kukenal hanya lewat buku pelajaran sekolahku. Pada tahun 1987 Westminster Abbey ini terdaftar jadi situs warisan budaya UNESCO.

Trafalgar Square

Trafalgar Square (Sumber di sini)
Trafalgar Square merupakan alun-alun tempat berkumpulnya saat ada acara-acara besar seperti royal wedding. Menurut sejarah nama awal alun-alun ini adalah King William VI Square, namun kemudian diubah untuk memperingati pertempuran Trafalgar. Pertempuran Trafalgar adalah pertempuran heroik angkatan laut Inggris yang mampu mengalahkan pasukan Napoleon. Di sini terdapat monumen dengan tinggi 50 meter.


London Eye (Sumber di sini)
London Eye

London eye adalah sebuah wahana bianglala besar yang dapat mengangkut 800 penumpang, dengan tiap putarannya membutuhkan waktu 30 menit. Melalui wahana ini kita bisa melihat lanskap kota London dari ketinggian. Saat malam hari London Eye ini akan berhiaskan lampu-lampu yang indah sehingga menambah eksotisnya. Hmm. Pasti akan menjadi pengalaman yang menakjubkanmenaiki London Eye ini.

Museum Beatles
Museum Beatles (Sumber di sini)

Kunjungan wajib berikutnya adalah ke Museum Beatles. Disini kita bisa mengetahui kisah perjalanan dan perjuangan grup Beatles dalam mencapai kesuksesan di karir musik mereka. Lagu Hey Jude adalah salah satu lagu favorit saya. Ada formula yang unik untuk menghafalkan lagu ini. Kalu penasaran sama formulanya klik di sini ya.





Stasiun King Cross


King Cross Station (Sumber di sini)
Stasiun ini menjadi semakin terkenal setelah ada Novel Harry Potter. Dalam novel tersebut setiap kali Harry dan teman-teman berangkat ke sekolah Hogwart mereka dengan kereta api. Kereta tersebut ada di stasiun King Cross namun masuk melalui peron 9 3/4. Nah loh. ternyata ada tuh di sana. Tapi kira-kira bisa menembus temboknya atau tidak ya? Jadi ingin membuktikannya nih. 




3. Berkunjung ke 7 Station Bola Legendaris


Old Trafford Stadium (Sumber di sini)
Dunia sepak bola Inggris adalah salah satu yang terbaik di dunia. Bahkan Liga Utama Inggris menjadi tontonan favorit saya. Di Inggris sendiri ada tujuh stadion bola yang legendaris yaitu Old Trafford-Manchester United (klub favorit saya), Standford Bridge-Chelsea, Emirates Stadium-Arsenal, White Hart Lane-Tottenham Hotspur, Etihad Stadium-Manchester City, Anfield-Liverpool dan Goodison Park-Everton. Wah-wah kalau kesampaian di sana pasti aku sukacita luar biasa. Apalagi jika bisa menginjakkan stadion Old Trafford-MU, bisa jingkrak-jingkrak aku. Apalagi kalau bisa berfoto bersama-sama bintang-bintang MU, luar biasa pastinya.

4. Berkunjung ke British Library


British Library (Sumber di sini)
Perpustakaan British adalah perpustakaan yang terbesar di dunia berdasarkan koleksi jumlah item. Perpustakaan British ini juga dikenal dengan nama Perpustakaan Britania dan merupakan perpustakaan nasional negara Inggris. Perpustakaan ini berisikan lebih dari 170 juta item yang setiap tahunnya koleksinya akan bertambah sekitar 3 juta item. Wah luar biasa.

Sebagai penggemar buku saya ingin sekali pergi ke tempat ini. Meskipun jelas tidak akan meminjam bukunya. Minimal merasakan sensasi berada dalam gudang ilmu terbesar di dunia.

Jadi jelas bukan mengapa saya ingin pergi ke Inggris sebagai salah satu tujuan keliling dunia saya. Tidak salah memilih Inggris sebagai destinasi wisata. Kalau di novel Harry Potter ada beberapa transportasi di dunia sihir. Saya akan memakai portkey. Portkey adalah benda yang dipakai penyihir untuk untuk mengangkut penyihir ke tempat lain pada waktu yang sudah ditentukan. Saya tahu portkey tersebut adalah Mr. Potato


Dokumentasi pribadi
Sambil melambaikan tongkat saya, "Accio tiket ke Inggris" dan pegang Mr. Potato sebagai portkey. Jadilah saya ke Inggris. Amin.


Dokumen pribadi

Sabtu, 24 Mei 2014

AYO KITA LAWAN KOINFEKSI TB & HIV

Sumber di sini dan sini














Diterjemahkan dari sumber gambar :

https://www.k4health.org/sites/default/files/TB%20HIV%20FLIPCHART.pdf


Ilustrasi di atas menggambarkan secara singkat tentang TB dan HIV. Mari kita belajar lebih dalam lagi mengenai TB dan HIV.

Menurut data Global Report WHO 2013 menunjukkan 1,3 juta orang meninggal karena TB, termasuk 320 ribu kematian di antara orang dengan HIV positif. Risiko terkena TB diperkirakan antara 12-20 kali lebih besar pada penderita HIV dibandingkan tanpa infeksi HIV. Diperkirakan pada tahun 2012 dari 8,7 juta kasus baru TB, sebanyak 1,1 juta orang adalah HIV positif.

Di Indonesia, TB merupakan tantangan bagi pengendalian AIDS karena merupakan infeksi penyerta yang sering terjadi pada ODHA (31,8%). WHO memperkirakan jumlah pasien TB dengan status HIV positif di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 7,5%, terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang hanya 3,3% (Global Report WHO 2013).

Kalau kita sudah belajar tentang TB dari serial 1 sampai 4, sejenak kita akan belajar singkat tentang apa itu HIV.

HIV & AIDS

HIV adalah kependekan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini muncul pertama kali di dunia pada tahun1970-an. Menurut para peneliti ada 2 jenis virus ini. HIV 1 merupakan jenis yang predominan di seluruh dunia dan HIV 2 terutama terdapat di Afrika Barat. Virus ini secara berangsur-angsur menghancurkan sel-sel pertahanan tubuh, sehingga tubuh tidak dapat mempertahankan diri terhadap infeksi. 

Di negara-negara dengan prevalensi TB tinggi, orang yang terinveksi HIV akan mudah terkena TB. Sehingga TB tidak dapat dikendalikan. Sedangkan AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah sindrome penyakit yang disebabkan oleh virus HIV

VIRUS HIV

Virus HIV dapat menyebar melalui berbagai cara :
  • Melalui hubungan heteroseksual antara pria dan wanita (April-Juni 2013 menunjukkan bahwa persentase faktor risiko AIDS yang tertinggi adalah hubungan seksual yang tidak aman pada heteroseksual (78,4%)).
  • Melalui hubungan homoseksual antara pria dan pria
  • Melalui darah yaitu :
  1. Transfusi darah dengan darah yang tidak diperiksa HIV
  2. Penggunaan jarum suntik yang tidak disterilisasi dengan baik. Hal ini biasa terjadi pada penyalahguna obat
  • Dari ibu ke anak, transmisi kongenital. Juga dapat melalui air susu ibu. Kira-kira sepertiga anak yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV juga akan terinfeksi HIV.
Selain hubungan seksual atau kontaminasi darah tidak ada risiko penularan dari orang ke orang. Tidak berbahaya merawat pasien terinfeksi HIV atau AIDS selama berhati-hati dengan jarum suntik dan darah.

Ada suatu selang waktu, biasanya beberapa tahun, antara terjadinya infeksi virus HIV sampai timbulnya gejala-gejala AIDS. Periode ini lebih pendek pada anak-anak di bawah 5 tahun dan dewasa usia di atas 40 tahun. Selama 'masa inkubasi' ini pasien bisa merasa cukup baik (meskipun ia tetap infeksius). 

Berkembangnya TB seringkali merupakan gejala pertama yang menunjukkan bahwa pasien terinfeksi HIV. Pada kira-kira 50% pasien yang mengidap HIV dan TB tidak ada bukti lain dari infeksi HIV. Satu-satunya jalan untuk menegakkan diagnosis adalah dengan melakukan tes HIV. 

Ada bukti bahwa TB pada pasien yang terinfeksi HIV dapat mempercepat timbulnya gejala AIDS. Pada daerah sub Sahara Afrika dan kini Asia, penyebaran AIDS secara heteroseksual merupakan cara yang paling umum. Sehingga TB dapat merupakan komplikasi baik pada pria dan wanita.


OBAT HIV

Sampai saat ini tidak ada vaksin yang efektif untuk HIV. Obat-obat baru (zidovudin, lamivudin, nelfinavir, ritonafir, loviride), khususnya bila diberikan dalam bentuk kombinasi akan memperlambat timbulnya dan perkembangan AIDS tetapi masih sangat mahal.

DIAGNOSIS & PEMERIKSAAN HIV

Penderita kadang datang dengan tanda dan gejala TB atau infeksi lain, namun kadang sering tanda dan gejala tak terlihat. Diagnosis ditegakkan untuk membuktikan infeksi HIV adalah dengan melakukan tes terhadap antibodi HIV. Namun aturannya diharuskan meminta ijin penderita untu melakukan tes tersebut. Sebelumnya harus dilakukan konseling terlebih dahulu mengenai pentingnya tes tersebut dan apa arti jika hasil tersebut negatif atau positif.

Tes antibodi HIV merupakan satu-satunya cara untuk menegakkan diagnosis. Jika sarana dan prasarana tidak memungkinkan, diagnosis dapat ditegakkan dengan mempertimbangkan semua gejala klinis.

Jika pemeriksaan HIV tidak tersedia. Menurut WHO diagnosis AIDS ditegakkan apabila didapatkan paling sedikit ada 2 gejala mayor dan 1 gejala minor.

Gejala mayor
Gejala minor
Berat badan berkurang > dari 10%
Batuk persisten selama > dari 1 bulan
Diare kronik lebih > 1 bulan
Dermatitis seluruh tubuh yang terasa gatal
Demam berkepanjangan > dari 1 bulan
Riwayat Herpes Zooster

Infeksi kandida (bercak putih karena jamur, nyeri dalam mulut)

Herpes simpleks kronik yang makin berat dan luas

Pembesaran kelenjar getah bening di seluruh tubuh
Catatan :
Penurunan berat badan, demam yang berkepanjangan dan batuk yang yang persisten dapat disebabkan oleh TB. Oleh karena itu untuk menentukan apakah pasien mengidap TB atau AIDS tanda-tanda lain jadi lebih penting. Jika telah dibuktikan penderita mengidap TB (tes sputum positif), tanda-tanda lainnya akan membuktikan bahwa pasien juga mengidap HIV/AIDS.

Di Indonesia, kasus AIDS pertama kali dilaporkan pada tahun 1987 di Bali. Sejak saat itu penyebaran epidemik mulai terjadi di Indonesia. Jumlah kumulatif kasus AIDS dari 1987 sampai Juni 2013 sebanyak 43.667 kasus. 

"DUET MAUT" KOINFEKSI TB DAN HIV

HIV menjadi faktor predisposisi terpenting untuk berkembangnya TB. Pada penderita yang mengalami koinfeksi M. Tuberculosis dan HIV risiko total pertahun untuk berkembangnya TB aktif meningkat dari 0,4% menjadi 8% (20 kali lipat). Karena alasan itulah maka infeksi M.Tuberculosis dan HIV disebut sebagai "cursed duet ". Saya sendiri lebih suka menyebut sebagai " duet maut ".

Sepertiga penderita yang terinfeksi HIV (ODHA = Orang Dengan HIV AIDS) di dunia mempunyai koinfeksi dengan TB. TB pada ODHA dapat memiliki gambaran klinis tidak khas yang menyebabkan kesulitan diagnosis. 

TB menjadi infeksi oportunistik yang terbanyak dan menyebabkan kematian ODHA. Di negara-negara Asia diduga 40% dari kematian ODHA disebabkan oleh TB. Koinfeksi HIV-TB telah menjadi ancaman kesehatan bagi umat manusia, yang apabila tidak ditangani serius akan menyebabkan keduanya tidak dapat lagi dikendalikan.

INTERAKSI HIV DAN TB

HIV dan M.Tuberculosis keduanya merupakan patogen intraseluler yang saling berinteraksi baik pada tingkat populasi, klinis maupun seluler. ODHA rentan terhadap TB. Progresivitas TB menjadi aktif sejak awal paparan lebih besar pada ODHA (40%) dibandingkan dengan pada non ODHA (5%). Risiko terjadinya reaktivasi TB pada ODHA 2,15% per tahun dibandingkan non ODHA yang kurang dari 0,1% per tahun.

TB juga terbukti mempercepat perjalanan infeksi HIV. Angka mortalitas HIV-TB 4 kali lebih tinggi dibanding angka mortalitas TB-non HIV. Tingginya angka mortalitas ini disebabkan infeksi HIV yang progresif, walaupun mortalitas dini (dalam 3 bulan pertama) kebanyakan disebabkan karena TB nya sendiri.

GAMBARAN KLINIS KOINFEKSI TB-HIV

Gejala TB pada populasi HIV umumnya non spesifik. Seperti telah disebutkan di atas gejala TB dan HIV hampir sama. Penderita dengan riwayat batuk > 3 minggu, sputum produktif dan berat badan turun harus dicurigai TB. Namun gejala tersebut dapat juga disebabkan oleh AIDS (AIDS waisting syndrome), infeksi Mycobacterium Avium Complex (MAC), infeksi Cytomegalovirus (CMV), keganasan, atau penyakit lain. Sulit bagi klinisi untuk memberikan obat anti TB pada ODHA.

Hasil pemeriksaan sputum pada ODHA menunjukkan sekitar 50% BTA negatif. Tetapi angka negatif palsu mungkin lebih tinggi daripada non ODHA. Namun TB pulmonal harus tetap dipertimbangkan , meskipun tidak ada gejala. Sehingga harus dilakukan pemeriksaan standar yaitu sutum/BTA 3 kali dan pemeriksaan foto dada.

Gambaran foto dada pada ODHA dengan TB paru tidak khas. Semakin berat gangguan imunologis semakin tidak khas gambaran foto dadanya. Diperkirakan 20% foto dada pada ODHA adalah normal.

DIAGNOSIS

Pendekatan diagnosis TB pada ODHA tidak berbeda dengan non ODHA. Penderita yang diduga TB paru berdasarkan keluhan dan pemeriksaan fisik harus diperiksa sediaan sputum 3x di bawah mikroskop. Pemeriksaan 3x ini karena kemungkinan menemukan BTA lebih besar dibandingkan jika hanya 2 atau 1x. Hasil lebih baik jika diambil pada pagi dini hari.  Ada 2 pemeriksaan pokok untuk menentukan TB yaitu BTA & Kultur/biakan sputum. 

Kultur bakteri memerlukan waktu yang lama (3-4 minggu) untuk menumbuhkan koloni dengan media tradisional lowenstein jensen. Hasil pemeriksaan kultur dengan metode BACTEC memerlukan waktu lebih singkat (2 minggu) namun lebih mahal.

TB EKSTRA PARU PADA ODHA

TB ekstra parung sering terjadi pada ODHA. Bentuk TB ekstra paru pada ODHA adalah TB kelenjar (limfadenopati), efusi pleura(cairan di pleura), efusi perikardial, TB milier dan meningitis. Perlu diingat bahwa banyak penderita TB ekstra paru yang juga menderita TB paru. Jadi jika ditemukan TB ekstra paru harus juga dilakukan pemeriksaan TB paru dengan sputum dan foto dada.

Diagnosis TB ekstra paru kadang sulit ditegakkan. Diagnosis dibuat dengan cara menyingkirkan kemungkinan penyakit lain. Tingkat kepastian ini tergantung tersedianya perangkat diagnostik, ahli radiologi dan prosedur biopsi.

GAMBARAN KLINIS INFEKSI HIV PENDERITA TB

Dasar
Penjelasan
Riwayat Penyakit Dahulu
IMS
Herpes Zoster
Pneumonia berulang
Bacteriemia terutama Salmonella  typhimurium
Gejala
Berat badan turun  (>10 kg atau >20% dari berat semula)
Diare (>1 bulan)
Nyeri waktu menelan (gejala kandidiasis esofagus)
Rasa terbakar di kaki
Tanda-tanda
Jaringan parut Herpes Zoster
Ruam papular yang gatal
Sarkoma Kaposi
Limfoma generalisata persisten
Kandidiasis oral hairy leukoplakia lokal
Ulkus genital yang persisten dan nyeri
 Catatan : Diagnosis pasti tergantung pada hasil tes HIV positif

PENGOBATAN TB

Pengobatan TB pada ODHA masih diperdebatkan. Secara umum, pasien ODHA yang masih sensitif terhadap pengobatan, regimen standar selama 6 bulan sudah memberi hasil sputum negatif yang cepat dan angka kegagalan rendah. Sama seperti pada pasien non ODHA. Tetapi ada 2 penelitian yang menunjukkan angka kekambuhan pada ODHA yang menerima terpai TB selama 6 bulan lebih tinggi dibanding yang 9-12 bulan. Semakin lama pengobatan yang diberikan akan lebih efektif mencegah terjadinya reinfeksi.

Baru-baru ini terbukti melalui uji klinik bahwa kondisi dengan risiko tinggi infeksi TB, kejadian TB berulang pada ODHA meningkat karena terjadi reinfeksi dan bukan karena kambuh. Secara umum tetap dianjurkan terapi TB selama 6 bulan, namun jika respon klinis lambat harus diberikan sekurang-kurangnya 9 bulan atau 4 bulan setelah hasil biakan BTAnya menjadi negatif.

Aspek penting lain dari terapi TB adalah penerapan sistem directly observed therapy (DOT). Penelitian terakhir menunjukkan pentingnya DOT dalam mencegah terjadinya kekambuhan dan resistensi obat. WHO sangat menekankan penerapan sistem DOTS (Directly Observed Therapy and Short Course Chemotherapy) dalam program pemeberantasan TB di seluruh dunia.

Berlainan dengan terapi oportunistik pada ODHA, terapi TB umumnya tidak dilanjutkan dengan terapi rumatan (atau sering disebut sebagai terapi profilaksis sekunder). Alasan utamanya adalah kekhawatiran terjadinya resistensi obat TB pada penderita yang mendapat terapi seumur hidup.Namun sejumlah penelitian menunjukkan penurunan angka kekambuhan TB bila terapi diberikan dalam jangka lama. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa terapi profilaksis INH menurunkan risiko TB berulang pada ODHA, terutama pada penderita yang mengalami HIV simtomatis sebelum diagnosis awal TB. Namun temuan ini belum diterapkan untuk merubah kebijakan tatalaksana TB

TERAPI ODHA DENGAN KOINFEKSI TB

Terapi yang efektif dan pengendalian TB merupakan prioritas utama pengobatan penderita dengan koinfeksi HIV-TB. Tatalaksana koinfeksi HIV TB begitu rumit oleh karena obat ARV (Anti Retro Viral) menghasilkan interaksi yang tidak diinginkan dengan obat TB dan atau meningkatkan toksisitas obat TB

Dianjurkan untuk segera memulai ARV pada penderita TB dengan risiko tinggi perkembangan penyakit HIV, misalnya pada CD4 <200/mm3 atau menderita TB ekstra paru. Pada penderita TB-HIV dengan CD4 antara 50-200 atau hitung limfosit total <1200/mm3, AVR harus dimulai setelah 2 bulan pertama terapi TB karena toksisitas dari obat TB paling banyak terjadi periode waktu tersebut. Pada penderita dengan CD4 yang sangat rendah (<50/mm3) atau dengan penyakit HIV yang berat, ARV harus dimulai secepatnya setelah obat TB ditoleransi.

Pada penderita yang sudah menerima ARV bila kemudian terjangkit TB, maka regimen harus disesuaikan agar cocok dengan obat TB yang dipilih. Setelah terapi TB lengkap, maka ARV dapat diteruskan atau diganti tergantung keadaan klinis dan imunologis penderita.

REAKSI PARADOKS

Reaksi paradoks adalah perburukan klinis sementara atau munculnya tanda-tanda atau keluhan baru atau gambaran radiologis TB yang terjadi setelah terapi dimulai, bukan sebagai akibat kegagalan terapi atau proses sekunder. 

Reaksi paradoks  sudah dikenal sebelum era HIV. Saat itu dianggap sebagai reaksi hipersensitivitas tipe lambat, meningkatnya paparan dan reaksi terhadap antigen mikobakteria setelah dimulainya pengobatan TB. Sejak sebelum ditemukannya kombinasi ARV yang poten telah dikemukakan adanya fenomena serupa di antara penderita koinfeksi TB-HIV. Reaksi tersebut lebih bnayak berhubungan dengan pemakaian secara bersama ARV dan obat TB.

PROFILAKSIS/PENCEGAHAN TB PADA ODHA

Profilaksi TB pada ODHA masih diperdebatkan. TB laten pada ODHA berisiko lebih tinggi untuk berubah menjadi aktif dibandingkan dengan pada non ODHA. Risiko seumur hidup pada ODHA untuk mengidap TB aktif adalah sebesar 50%.

Sejumlah uji klinis menunjukkan INH yang diberikan sebagai obat tunggal untuk terapi profilaksis dapat menurunkan risiko terjadinya reaktifasi TB pada ODHA, paling tidak dalam waktu singkat dibandingkan dengan plasebo. Suatu metaanalisis juga menunjukkan penurunan TB aktif sekitar 60%, namun belum ada data statistik penurunan angka mortalitas.

Meskipun ada bukti INH dapat menurunkan risiko berkembangnya TB aktif pada ODHA, penerapan kebijakan semacam ini masih kontroversial. Uji kelayakan menunjukkan terapi profilaksis ditujukan pada individu yang tepat dan menyingkirkan adanya penyakit aktif serta menjaga kepatuhan minum obat.

MDR TB

Pembahasan tentang MDR TB sudah dibahas dalam serial sebelumnya. Anda dapat melihatnya di sini. Infeksi oleh MDR TB meningkatkan morbiditas dan kematian secara bermakna terutama pada ODHA. Hal tersebut terutama akibat penderita sering kali diobati dengan obat yang ternyata sudah resisten. ODHA sendiri memiliki risiko terkena MDR TB lebih besar dibanding penderita non HIV.

AYO LAWAN

Bagaimana kita bisa melawan koinfeksi TB dan HIV. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk melawannya:
  • Mencegah terkena TB dan HIV serta mencegah penularannya dengan cara
Untuk HIV :
  1. Tidak bergonta-ganti pasangan (free sex), hindari hubungan seksual di luar nikah
  2. Menggunakan alat pengaman (kondom) bagi yang berisiko tinggi
  3. Penggunaan jarum suntik yang benar dan steril
  4. Penderita HIV positif sebaiknya tidak melakukan donor darah
  5. Disarankan untuk tidak hamil bagi ibu yang positif HIV
 Untuk TB (lihat disini)
  • Mencegah resistensi obat TB (lihat disini)
  • Segera memeriksakan diri dan berobat jika ada tanda-tanda penyakit Tb dan akibat HIV (meskipun ARV hanya memperlambat timbul dan berkembangnya AIDS)
  • Penderita jangan diberi stigmata negatif. Hindari penyakitnya tetapi jangan hindari orangnya
  • Kerjasama lintas sektoral dan elemen dalam masyarakat untuk mengkampanyekan stop TB dan HIV
  • Peran pemerintah dalam mengadakan kelengkapan sarana dan prasarana diagnostik (laboratorium, uji tes dan sumber daya manusia) dan terapi (pengadaan dan distribusi obat).
TANTANGAN UTAMA

Tantangan utama pemberantasan TB pada ODHA dan HIV pada penderita TB adalah :
  • Menemukan penderita yang mengalami koinfeksi HIV dan TB tersebut. 
  • Melengkapi sarana dan prasarana diagnostik. Kurangnya sarana dan prasarana diagnostik baik berupa alat maupun sumber daya manusia adalah penyebab utama.
  • Terbentuknya jejanring lintas sektoral dan lintas elemen masyarakat untuk mengkampayekan program melawan koinfeksi TB dan HIV.
  • Dana. Bekerjasama dengan WHO dan Bank dunia untuk membiayai program yang ada.
  • Menghapus stigmata negatif masyarakat terhadap penderita HIV dan TB.
Jadi jelaslah sudah mari kita bersama-sama melawan koinfeksi TB dan HIV. Cegah HIV dan TB, dengan pola hidup yang benar dan sehat. Bersama kita bisa!

Jika ingin mengetahui informasi tentang TB lebih lanjut, silahkan akses informasinya di :
Web          : http://www.tbindonesia.or.id/
Facebook : Stop TB Indonesia
Twitter       : @StopTBIndonesia

Tulisan ini diikutkan dalam Blog CompetitionTemukan dan Sembuhkan Penderita TB, Serial 5 dengan tema : TB dan HIV: Tantangan ke Depan

#SembuhkanTB @TBIndonesia

Sumber Pustaka :

Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Editor M. Jusuf Wibisono
Tuberkulosis Klinis, Harun M, dr et al
http://blog.tbindonesia.or.id