Rabu, 30 Januari 2013

DUKAKU (part 5) : SANG PENDONGENG

Sang Pendongeng, demikian judul sebuah artikel yang dimuat di halaman putih Jawa Pos yang terbit pada hari Minggu, 27 Januari 2013 yang lalu, tepatnya di halaman 8. Artikel ini ditulis oleh Tito S. Budi (pak Tito begitu kami mengenalnya) salah seorang sahabat karib bapak sebagai obituarinya.
Artikel yang singkat, sederhana yang bercerita tentang orang yang sederhana tapi inspiratif. Tidak perlu terkenal untuk mencapai kesuksesan. Tidak perlu tenar untuk menginspirasi banyak orang. Justru dalam kesederhanaan, banyak kesuksesan dilahirkan. Untuk membuat karya tidak perlu sanjungan orang, karena karya lahir dari jiwa. Dari karya yang sederhana mampu menjadi mahakarya bagi pembaca. Kesederhanaan dan kerendahan hati Bapak sangat menginspirasiku, menjadi teladan bagi hidupku. Terima kasih Bapak.
Artikel Pak Tito ini cukup mengobati kerinduan hatiku. Aku merasakan kehadiran dan sosok Bapak dalam artikel itu. Sangat jelas. Selama ini seringkali aku berburu majalah bahasa Jawa (Panjebar Semangat, Jaya Baya, Jaka Lodhang) hanya untuk melihat dan membaca tulisan yang ditulis Wisnu Sri Widodo, bapak, dan kerinduanku terpenuhi. Betapa kekanak-kanakannya diriku. Tapi tulisan bapak di majalah, bagiku, rasanya sudah berhadapan muka dengan beliau secara langsung.
Aku adalah penggemar tulisannya. Betapa tidak. Aku telah membaca karyanya sejak masih draft, sesudah diketik dan saat dimuat di majalah pun kubaca lagi. Kebiasaan itu kulakukan sejak aku SD sampai SMA. Saat kuliah sesekali membaca saat aku pulang ke Sragen. Tidak heran jika beberapa karyaku pernah menghiasi pula majalah-majalah berbahasa jawa tersebut teutama dalam rubik wacan bocah, geguritan ataupun cerita/tulisan populer lainnya.
Terima kasih Bapak untuk hadirmu dalam hidupku. Terima kasih untuk nasihatmu, ajaranmu, teladanmu dalam hidupku. Engkaulah pahlawan hidupku.
Terima kasih Tuhan untuk semuanya, untuk seorang ayah yang terbaik yang boleh aku miliki. Selamat berbahagia Bapak, bersama Tuhan di sorga...

salam sayang, rindu dan hormatku untukmu... 

Surabaya, 30 Januari 2013
Saat kerinduan itu hadir



Senin, 28 Januari 2013

1st ANNOUNCEMENT DUTCH FOUNDATION 2013

Setelah melalui revisi, berikut adalah 1st Announcement Dutch Foundation 2013. Posting ini sekaligus memperbaiki posting 1st announcement pada tanggal 17 Januari 2013.
Acara  Dutch Foundation kali ini mengambil tema : "Course on Neurology and Rehabilitation Medicine". Acara ini akan berlangsung pada tanggal 22-24 April 2013 di Aula FK Unai Sby.
Course on Neurology & Rehabilitation Medicine ini terdiri dari Simposium dan Workshop. Simposium dan workshop di departemen Neurologi bisa diikuti oleh dokter spesialis dan dokter umum, sedangkan workshop yang diselenggarakan di Departemen Rehabilitasi Medik hanya khusu bagi Sp.KFR. Berikut rincian biaya pendaftaran :

Simposium dr. Spesialis                                   Rp 500.000,-
Simposium dr. Umum                                       Rp 300.000,-
Workshop di Departemen Neurologi
     Simposium + 1 Workshop dr. SpS                Rp 650.000,-
     Simposium + 1 Workshop dr. Umum             Rp 450.000,-
Workshop di Departemen Ilmu Kedokteran Fisik & Rehabilitasi
     Simposium + 1 Workshop SpKFR                 Rp 650.000,-
     Simposium + 2 Wokshop SpKFR                  Rp 800.000,-
     Simposium + 3 Workshop SpKFR                 Rp 950.000,-


Sedangkan contact person-nya dapat dilihat di brosur. So, buruan ya karena tempat terbatas. 
Semoga informasi ini bermanfaat.
Salam...



Kamis, 24 Januari 2013

DUKAKU (part4) : DI PUSARAMU

Waktu kian meranggas
tertiup angin mengejar rindu
membawaku di depan pusaramu
terdiam kelu
menatap sendu
dalam kalbu
kupanggil namamu
kau dengarkah?
nyanyian sepi dalam ratap sedih
tembang kesepian dalam nada sumbang
melenggang
memagut sukma 
mengurai rasa

Nyanyi rindu ini adalah nyanyian yang edi peni
tembang kangen ini adalah lagu dhuhkitaning manah
adakah kau rasa hai jiwaku
kidung surga bergema memuliakan nama-Nya
membalut semua jejas hati yang teriris pedih
tertumpah ruah
di depan pusaramu
kubisikkan sepenggal doa
kulagukan secuil tembang-Mu
merayap dalam nadi
yang sunyi

Adakah kau rasa
kerinduanku yang meluap
membuncah dan menggelora
di depan pusaramu.


Sragen, 20 Januari 2013
di depan pusaramu

Selasa, 22 Januari 2013

MENGUNGKAP MISTERI KENAPA WANITA DI CINA TIDAK TERKENA KANKER PAYUDARA

Oleh: Prof. Jane Plant, PhD, CBE

Suatu hari saya mendapat email dari mama mertua tentang misteri  kenapa wanita di Cina tidak terkena kanker payudara. Tulisan tersebut ditulis sendiri oleh Prof. Jane Plant, PhD, CBE, seorang ilmuwan Inggris yang menderita kanker payudara. Artikel ini sangat menarik dan layak untuk dibaca. Meskipun yang saya tahu sejauh ini belum ada evidence based-nya. Namun melihat cara berpikir dan konklusi yang ada si penulis cukup konsisten. Apa yang dia sarankan layak untuk dilakukan oleh penderita kanker payudara. Saya me-review ulang untuk anda semua. Semoga bermanfaat. (Saya sudah mendiskusikan artikel ini dengan dosen saya dengan kesimpulan artikel yang baik dan layak disebarluaskan).

Prof. Jane Plant, PhD, CBE

Saya tidak mempunyai pilihan lain kecuali mati atau menemukan obat untuk menyembuhkan diri saya sendiri yang saat ini menderita kanker payudara. Saya seorang ilmuwan, yang butuh penjelasan dan masuk akal tentang penyakit yang mematikan dan menyerang satu dari 12 wanita di Inggris ini.

Saya telah telah menderita karena kehilangan satu payudara dan telah menjalani radioterapi. Sekarang saya menjalani kemoterapi yang menyakitkan dan saya juga telah diperiksa oleh beberapa spesialis yang paling terkemuka di negeri ini. Saya merasa maut akan menjemput saya. Tapi, saya ingin hidup karena saya mempunyai suami yang mencintai saya, rumah indah dan dua anak kecil yang memerlukan bimbingan saya.

Dan, keinginan hidup ini mendorong saya untuk menggali fakta-fakta, yang baru sedikit diketahui oleh sejumlah kecil ilmuwan pada waktu itu. Setiap orang yang berhubungan dengan kanker payudara akan tahu bahwa beberapa faktor penyebab atau resiko dari penyakit ini antara laini usia tua, mens terlalu dini, menopause terlambat dan sejarah keluarga dengan kanker payudara, sungguh-sungguh tidak dapat kita cegah. Tetapi ada banyak faktor resiko lainnya yang dapat kita kontrol dengan baik. Faktor-faktor resiko yang ‘terkontrol’ ini dengan mudah terwujud dalam perubahan-perubahan sederhana yang dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari kita untuk mencegah atau mengobati kanker payudara.

Petunjuk pertama dalam memahami penyebab berkembangnya kanker payudara saya datang pada saat suami saya Peter, yang juga ilmuwan, pulang ke tanah air setelah bekerja di Cina, ketika saya sedang menjalani pengobatan kemoterapi. Ia membawa kartu-kartu dan surat-surat, serta beberapa ramuan dari tumbuh-tumbuhan, yang diberikan oleh teman-teman dan ilmuwan-ilmuwan mitra saya di Cina.

Ramuan-ramuan itu dikirimkan kepada saya untuk menyembuhkan kanker payudara ini. Meskipun kami menghadapi keadaan yang menyedihkan pada saat itu, kami dapat tertawa lepas, dan saya ingat telah mencetuskan perkataan bahwa ramuan ini merupakan pengobatan bagi kanker payudara di Cina, dan tidak mengherankan bahwa wanita-wanita di Cina berusaha terhindar dari penyakit ini. Kata-kata itu selalu teringat di benak saya. “Mengapa wanita-wanita di Cina tidak terkena kanker payudara?” Saya pernah bekerja sama dengan mitra-mitra Cina dalam penelitian tentang hubungan antara kimia tanah dan penyakit, dan mengingat beberapa statistik yang telah dibuat.

Faktor Gaya Hidup

Penyakit ini boleh dikatakan tidak terdapat di seluruh negeri Cina.Hanya 10.000 wanita di Cina wafat karena penyakit ini, dibandingkan dengan persentase menakutkan bahwa satu di antara 12 wanita di Inggris meninggal dunia karena penyakit ini. Bahkan angka ini lebih mengerikan lagi dan menjadi rata-rata satu di antara 10 wanita di sebagian besar negara-negara Barat. Hal ini bukanlah karena Cina merupakan negeri yang lebih bersifat pedesaan, dan tidak banyak terkena polusi perkotaan. Di daerah Hong Kong yang padat, persentase meningkat menjadi 34 di antara 10.000 wanita, namun toh masih jauh lebih sedikit daripada di Barat.

Kota-kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang juga memiliki persentase yang hampir sama dengan Cina. Padahal kedua kota ini telah diserang dengan senjata nuklir, sehingga selain kanker yang berhubungan dengan polusi, kita dapat memperkirakan adanya kasus-kasus kanker yang terkait dengan radiasi.

Kesimpulan yang dapat kita peroleh dari statistik ini sungguh mengejutkan. Apabila seorang wanita Barat pindah ke kota industri Hiroshima yang terkena radiasi, resiko terkena kanker payudara ini dapat menjadi satu berbanding dua. Tentu saja hal ini tidak masuk akal. Saya merasa yakin bahwa ada sebuah faktor gaya hidup yang bukan terkait dengan polusi, urbanisasi atau lingkungan hidup yang nyata-nyata telah meningkatkan kemungkinan wanita Barat terkena kanker payudara.

Saya kemudian menemukan bahwa penyebab perbedaan besar dalam persentase kanker payudara antara negara-negara Timur dan Barat bukanlah karena faktor genetika. Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa apabila orang Cina atau Jepang pindah ke Barat, dalam satu atau dua generasi persentase kanker payudara mereka mendekati persentase dari penduduk negara di mana mereka tinggal.

Hal yang sama terjadi apabila orang-orang Timur sepenuhnya meniru gaya hidup Barat di Hong Kong . Sesungguhnya, nama populer yang disebutkan orang di Cina bagi kanker payudara adalah ‘Penyakit Wanita Kaya’. Ini disebabkan bahwa di Cina, hanya orang-orang kaya yang dapat menikmati apa yang disebut sebagai ‘Makanan Hong Kong.’

Orang-orang Cina menggambarkan semua makanan Barat, termasuk semua kudapan dari es krim dan coklat sampai spaghetti dan keju, sebagai ‘Makanan Hong Kong’ karena hanya terdapat di bekas koloni Inggris dan dulu jarang ada di daratan Cina.

Jadi sungguh masuk akal bagi saya bahwa apa yang menyebabkan kanker payudara saya ini dan banyaknya penderita penyakit tersebut di negara saya hampir dipastikan berasal dari sesuatu yang berhubungan dengan gaya hidup Barat kita, dari kalangan menengah yang lebih baik. Angka ini juga besar bagi para pria di sini. Saya telah mengamati dalam penelitian saya bahwa banyak data tentang kanker prostat juga sampai pada kesimpulan yang sama.

Tidak Mengkonsumsi Produk Susu

Menurut angka dari WHO, jumlah pria yang terkena kanker prostat di Cina pedesaan hampir tidak ada, hanya 0,5 pria di antara 100.000. Namun demikian di Inggris, Skotlandia dan Wales , angka ini 70 kali lebih tinggi. Seperti kanker payudara, penyakit ini merupakan penyakit kalangan menengah dan terutama menyerang kelompok-kelompok sosial yang lebih kaya dan mempunyai kehidupan sosial-ekonomi yang lebih tinggi, yaitu mereka yang dapat menikmati makanan yang bergizi tinggi. Saya teringat berkata kepada suami saya, “Ayo Peter, kamu baru saja pulang dari Cina. Apa sih gaya hidup Cina yang sangat berbeda dengan kita?”
“Mengapa mereka tidak terkena kanker payudara?”

Kami memutuskan untuk menggunakan latar belakang ilmu kami bersama-sama dan melakukan pendekatan dengan logika. Kami memeriksa data ilmiah yang mengarahkan kami pada kandungan lemak dalam makanan. Para peneliti pada tahun 1980-an telah menemukan bahwa hanya 14% kalori di hidangan Cina terdiri atas lemak, dibandingkan dengan hampir 36% di Barat.

Tetapi makanan yang telah saya makan selama bertahun-tahun sebelum terkena kanker payudara ini sangat rendah lemak dan berserat tinggi. Selain itu, sebagai ilmuwan saya tahu bahwa asupan lemak pada orang dewasa tidak menunjukkan peningkatan resiko kanker payudara dalam sebagian besar investigasi yang telah dilakukan pada kelompok-kelompok besar wanita selama dua belas tahun.

Lalu pada suatu hari sesuatu yang agak istimewa terjadi. Peter dan saya telah bekerja sama begitu erat selama bertahun-tahun lamanya sehingga saya tidak yakin siapa di antara kami berdua yang berkata terlebih dahulu: “Orang-orang Cina tidak makan produk dari susu!”

Sulit untuk menjelaskan kepada orang yang bukan ilmuwan terjadinya ‘dentingan’ pikiran dan perasaan yang mendadak ketika menyadari bahwa pikiran kita terbuka pada sesuatu hal yang penting. Rasanya seperti ada banyak potongan gambar di dalam otak kita dan tiba-tiba, dalam beberapa detik, semua teka-teki ini terangkai dengan baik sehingga membentuk gambar yang jelas.

Tiba-tiba saya teringat kembali betapa banyak orang Cina yang tidak dapat mencernakan susu dengan baik, betapa orang-orang Cina yang bekerja dengan saya selalu berkata bahwa susu hanya untuk bayi, dan bagaimana salah seorang sahabat karib saya, yang keturunan Cina, dengan sopan selalu menolak keju pada saat jamuan malam.

Saya tahu bahwa tak ada orang Cina yang hidup secara tradisional, yang menggunakan susu sapi atau produk dari susu untuk memberi makan kepada bayinya. Dalam adat istiadat mereka, mereka menggunakan inang untuk menyusui tetapi tidak pernah produk dari susu. Dan, secara budaya, orang-orang Cina menganggap gaya Barat kita yang sangat menyukai susu dan produk dari susu sebagai sesuatu yang sangat aneh. Saya teringat ketika menjamu sebuah delegasi besar ilmuwan Cina tidak lama setelah berakhirnya Revolusi Budaya di Cina pada tahun 1980-an.

Atas nasihat Biro Luar Negeri, kami telah meminta kepada perusahaan jasa boga untuk menyediakan puding yang mengandung banyak es krim. Setelah menanyakan dari apa puding itu dibuat, semua ilmuwan Cina itu, termasuk interpreter, dengan sopan namun tegas menolak untuk memakannya, dan mereka tidak dapat dibujuk untuk mengubah pikiran mereka. Pada waktu itu kami semua senang dan menikmati porsi tambahan!

Saya menemukan bahwa susu adalah salah satu penyebab umum alergi makanan. Sekitar 70% penduduk dunia tidak dapat mencernakan gula susu, Laktosa, sehingga para ahli gizi berpendapat bahwa kondisi ini normal bagi orang dewasa, dan bukan merupakan sebuah Deficiency (kekurangan) . Mungkin alam berusaha mengatakan kepada kita bahwa kita telah mengkonsumsi makanan yang salah.

Menghentikan Produk Susu

Sebelum saya terkena kanker payudara untuk pertama kali, saya telah makan banyak produk dari susu, seperti susu tanpa lemak, keju rendah lemak dan yoghurt. Saya menggunakannya sebagai sumber protein saya yang utama. Saya juga makan daging cincang sapi yang tidak berlemak, yang sekarang baru saya sadari mungkin sering berasal dari sapi perah.

Agar dapat mengatasi kemoterapi untuk tonjolan kanker saya yang kelima ini, saya telah makan yoghurt organik agar alat-alat pencernaan saya dapat pulih kembali dan mengembalikan bakteri-bakteri ‘yang baik’ ke dalam usus saya.

Baru-baru ini, saya menemukan bahwa pada tahun 1989 yang lalu, yoghurt telah terlibat dalam kanker ovarium (indung telur). Dr. Daniel Cramer dari University of Harvard telah meneliti ratusan wanita penderita kanker indung telur dan telah mencatat dengan rinci apa yang biasa mereka makan. Coba saya tahu tentang hal ini ketika ia pertama kali menemukannya.

Mengikuti nasihat Peter dan pendapat saya tentang makanan Cina, saya memutuskan untuk tidak saja menghentikan yoghurt tetapi semua produk dari susu, saat ini juga. Keju, mentega dan yoghurt serta semua makanan yang mengandung susu saya buang ke sampah. Betapa mengherankan bahwa begitu banyak produk termasuk sup buatan, biskuit dan kue mengandung susu. Bahkan banyak merk margarin yang dijual dengan bahan dari minyak kedelai, minyak bunga matahari atau minyak zaitun dapat mengandung produk susu. Oleh karena itu saya kemudian membaca semua kandungan yang tercetak di label-label makanan.

Sampai saat itu, saya setia mengukur perkembangan tonjolan kanker saya yang kelima ini dengan alat pengukur dan mencatat hasilnya. Meskipun para dokter dan suster banyak memberi semangat dan berkata positif kepada saya, pengamatan saya sendiri mengungkapkan kenyataan yang pahit.

Seri kemoterapi saya yang pertama untuk tonjolan kelima ini tidak berhasil – tonjolan itu tetap sama. Kemudian saya menghapuskan produk-produk dari susu. Beberapa hari kemudian tonjolan itu mulai mengecil.

Sekitar dua minggu setelah seri kemoterapi saya yang kedua dan seminggu setelah tidak mengkonsumsi produk dari susu, tonjolan di leher saya mulai terasa gatal. Kemudian tonjolan itu melunak dan mengecil. Garis di alat pengukur, yang tadinya tidak menunjukkan perubahan, sekarang menunjuk ke bawah setelah tumor itu menjadi kecil dan mengecil lagi.

Dan secara signifikan, saya mencatat bahwa daripada menurun secara perlahan-lahan (membentuk curve yang halus) seperti biasanya terjadi pada kanker, tumor yang mengecil ini digambarkan seperti garis lurus yang menuju ke bagian bawah alat pengukur, yang menggambarkan penyembuhan, bukan pembasmian (atau pengurangan) tumor.

Tonjolan Menghilang

Pada hari Sabtu siang sekitar enam minggu setelah tidak mengkonsumsi produk-produk susu ini, saya melakukan meditasi selama sejam kemudian meraba apa yang yang masih tersisa dari tonjolan saya. Saya tidak menemukannya lagi. Padahal saya sangat berpengalaman dalam mendeteksi tonjolan kanker, karena saya menemukan kelima tonjolan kanker saja itu sendiri. Saya turun ke tingkat bawah rumah dan meminta suami saya meraba leher saya. Ia pun tidak menemukan tonjolan apapun juga.

Hari Kamis berikutnya saya harus memeriksakan diri saya pada dokter spesialis kanker saya di Cross Hospital London . Ia memeriksa saya dengan teliti, terutama leher saya di mana sebelumnya ada tumor. Tadinya ia tercengang dan kemudian gembira ketika berkata, “Saya tidak menemukannya,”. Ternyata tidak seorangpun dari dokter-dokter saya yang memperkirakan bahwa seseorang dengan jenis dan stadium kanker saya (yang jelas-jelas sudah menyebar ke sistem getah bening) dapat bertahan hidup, apalagi begitu sehat dan gembira.

Dokter spesialis saya merasa sangat bahagia seperti saya. Tadinya ketika saya membicarakan gagasan saya dengannya, ia dapat memahami tetapi bersikap skeptis. Tetapi saya tahu bahwa sekarang ia menggunakan peta yang menunjukkan persentase kanker di Cina di dalam kuliah-kuliah yang diberikannya, dan menganjurkan makanan tanpa produk susu bagi pasien-pasien penderita kanker.

Saya sekarang meyakini adanya kesamaan dalam pertalian antara produk dari susu dan kanker payudara dengan merokok dan kanker paru-paru. Saya percaya bahwa dengan mengidentifikasi pertalian antara kanker payudara dan produk susu dan kemudian mengembangkan makanan yang khusus ditujukan untuk mempertahankan kesehatan dari payudara dan sistem hormon saya, telah menyembuhkan saya.

Sangat sulit bagi saya, dan mungkin juga bagi anda, untuk menerima bahwa sebuah zat yang begitu ‘alami’ seperti susu dapat berdampak begitu mencelakakan bagi kesehatan. Tetapi saya merupakan bukti hidup bahwa hal itu benar-benar terjadi dan mulai besok saya akan mengungkapkan rahasia kegiatan saya yang mengubah semuanya ini.

Dikutip dari buku “Your Life in Your Hands” karangan Professor Jane Plant, Ph.D, CBE.

Jumat, 18 Januari 2013

DUKAKU (part 3) : SENANDUNG UNTUK IBU


Ibu apa kabarmu?
lewat puisiku aku ingin menyapamu
sekedar menyapamu, pun kalo bisa menghiburmu


Jikalau langit biru adalah kerinduan
mega putih yang berarak lengang
tersapu sang bayu
memanggil-manggil hujan
ingin bercerita tentang gersangnya hati
tersiksanya dipagut sepi
sendiri

Ibu...
aku tahu
bagaimana perasaanmu
betapa sepinya ditinggal kekasih hati
sendiri
mengisi hari
dalam kerajaan sunyi
bagaimana merenda asa yang tersisa
dalam batas usia yang ada

Ibu..
masih terbayang dalam benakku
kau mencoba tegar
saat kau lepas kekasih hati pergi 
menghadap sang Pencipta
meski aku tahu
hatimu hancur, luluh lantak
tak ada air mata
tapi matamu bercerita tentang dukamu
tak banyak kata terucap
bibir kelu terkatup
tapi hatimu memendam lara, nestapa
karena ditinggak kekasih tercinta

Ibu...
jangan biarkan hatimu terus berduka
masih ada kami, 
anak-anakmu yang kan menjagamu
meski kita tak slalu bersua
meski lewat suara kita berjumpa
lewat doa kita berbicara
tersenyumlah ibu
ada Dia yang slalu memelihara
mengasihi dan menjagamu

Esok kita kan berjumpa
karena aku 
dalam kelana menuju kotamu


Antara Surabaya-Solo
18 Januari 2013
Saat aku menuju ke kotamu




Kamis, 17 Januari 2013

1st ANNOUNCEMENT DUTCH FOUNDATION FOR POSTGRADUATE MEDICAL COURSES IN INDONESIA



Sobat, hari ini aku hanya menyapamu lewat 1st Announcement Dutch Foundation for Postgraduate Medical Courses in Indonesia. Course ini akan berlangsung pada tanggal 22-24 April 2013. Selengkapnya lihat brosur di atas.
Maaf jika ada kesalahan karena sejatinya ini 1st announcement yang masih kasar yang pagi ini akan dirapatkan.
Jangan marah ya kalo nanti ada revisi.
Semoga bermanfaat.


Selamat pagi sobat....
Semangat pagi...

Rabu, 16 Januari 2013

DUKAKU (part 2) : TEMBANG RINDU

Kerinduan itu datang menyerang
menghantamku sbagai serdadu tanpa senjata
mengoyak seluruh jiwa
membawaku dalam sejuta nestapa

Bapak...
dalam heningnya malam 
terngiang di telingaku tembang-tembangmu
meninabobokan aku dalam lautan kelu
suara khasmu menyanyikan tembang dolanan
"Bapak pocung dudu watu dudu gunung
sangkamu saka Plembang
Ngon-ingoning sang Bupati
yen mlaku si pocung lambeyan grana"

Masih kuingat secara jelas tembang yang lain
"Montor-montor cilik sing nunggang mblenek
lungguh liyat-liyut, mlaku srumbat-srumbut
mak gragap montore mandeg kepethuk grobak mandeg
grobake nggawa babi, ambune ra pati wangi
pak sopir cengar-cengir, babine njedhar-njedhir
montore muni mak ngok, babine senggrak-senggrok
ngok-nggrok, ngok-nggrok, ngookkkk ngok nggrok nggrokk"
Pun kau ajari nasionalisme dengan lagu
"Galo kae genderane klebet2 ngawe-awe
merah putih sang dwi warna iku lambang ...."

Sampai di titik puncak kau ajari aku tentang Dia yang kau sembah
bagaimana Kasih & Kesetiaan-Nya yang luar biasa
dan aku belajar kidung favoritmu :
"Neng gunung wah neng are
Gusti Allah ana, nyanga ngendi paranku
mesthi ana uga
endi sing dadi cipta lan osiking ati
mesthi kabeh kapirsan
Ing Allah Hyang Widhi..."

Kali ini ijinkan aku bernyanyi bagimu Bapak
dalam kesunyian dan senyapnya malam
dalam balutan kerinduan yang menyeruak
"Ayem neng Gusti Yesus, tentrem aneng swarga
ingauban ing Sih-Nya, iba ayemira....."

Selamat beristirahat dalam tidur panjangmu
Selamat berpulang ke Rumah Bapa di sorga
di sana, aku percaya kidungmu akan terus kaulantunkan
seiring kerinduanku akan tembang-tembangmu.


Surabaya, 16 Januari 2013
Tatkala rindu itu ada

Selasa, 15 Januari 2013

”IndoVerta.Com - SOLUSI PROMOSI ONLINE EFEKTIF, EFISIEN & TEPAT SASARAN“

Malam ini saya ingin berbagi pengetahuan dengan para blogger sekalian tentang informasi yang baru saya dapat. Bagi saya, hal ini adalah sesuatu yang baru dan sangat bermanfaat. Saya berharap info ini pun bermanfaat bagi rekan-rekan semua. Informasi tersebut tentang hadirnya sebuah jaringan iklan Pay per Unique Click : IndoVerta.

Apa sih IndoVerta itu?
IndoVerta adalah sebuah jaringan iklan Pay per Unique Click yang menghubungkan para pengiklan (advertiser) dan para penayang iklan (publisher) dalam memanfaatkan media internet sebagai sebuah sarana pemasaran dan pengembangan bisnis di Indonesia. Jadi iklan Anda akan dilihat oleh ribuan pengunjung dari berbagai blog/website . Untuk siapa pun yang ingin bergabung untuk beriklan atau mencari peluang penghasilan tambahan dari blog/websitenya.

Apa keuntungan memasang iklan di IndoVerta?
Sebagai pelaku bisnis kita tidak bisa menghindari yang namanya PROMOSI. Bahkan bisnis dan promosi berkaitan erat. Bisnis tanpa promosi adalah lumpuh, sedangkan promosi tanpa bisnis tidak ada artinya apa-apa. Bahkan bisa dikatakan promosi adalah urat nadi dari bisnis. Tanpa promosi yang baik, mustahil produk atau blog serta website kita didatangi pengunjung.
Yang menjadi masalah adalah bagaimana kita memilih dari begitu banyak penyedia iklan PPC. Begitu banyak penyedia jasa iklan PPC yang murah, namun dapatkah dipercaya? IndoVerta menjawab tantangan ini. Berbagai keuntungan dapat diperoleh dengan memasang iklan di IndoVerta :
  1. Efektif, karena dengan beriklan di IndoVerta, iklan kita akan tersebar di blog/website yang menjadi anggota/jaringan IndoVerta. Tentu saja sangat menguntungkan dari sisi biaya yang dikeluarkan.
  2. Efisien, karena kita tidak perlu memasang iklan di banyak website. Cukup memasang di IndoVerta, iklan kita sudah ada di website lain.
  3. Tepat Sasaran, karena penghitungan berdasarkan klik. Secara psikologis, orang yang meng-klik iklan yang kita buat, merupakan "target" iklan kita. Jadi, sedikit kemungkinan terjadi salah sasaran.
  4. Paket iklan yang disediakan IndoVerta dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan kita. Kita bisa memilih paket/program pemasangan iklan teks ataupun banner.
  5. Harga murah, karena biaya yang kita keluarkan sebanding bahkan lebih besar dari yang kita peroleh.
  6. Program promosi terpercaya, karena dengan sistem bayar Pay per Unique Click, memastikan bahwa kita hanya perlu membayar iklan kita apabila ada pengunjung yang melakukan klik pada iklan kita dengan IP yang unik.
Hadirnya IndoVerta menjawab semua kebutuhan para pelaku bisnis. Ada banyak penyedia jasa iklan ppc murah di luar sana, namun IndoVerta pilihan terbaik anda.

Apa keuntungan menjadi Penerbit iklan IndoVerta?
Bagi para blogger yang ingin menambah income dari blog, juga bisa memanfaatkan kesempatan ini. Dengan menjadi penerbit iklan IndoVerta di blog, kita akan memiliki kesempatan mendapatkan penghasilan pasif atau tambahan. Situs kita akan dilengkapi dengan link iklan IndoVerta, sesuai yang kita ingin tampilkan, dengan sistem bayar per klik (PPC). Kita akan mendapatkan penghasilan apabila ada yang melakukan klik terhadap iklan IndoVerta di situs kita. Dan, kabar baiknya, ini GRATIS.

Tunggu apalagi? Bergabunglah dengan IndoVerta, solusi promosi online yang efektif, efisien dan tepat sasaran.





Senin, 14 Januari 2013

DUKAKU

Mendung hitam yang menggelayuti langit
bermetamorfosa menjadi rintik dan derasnya hujan
mewarnai sempurna
dukaku karena kehilanganmu

Aku terdiam
menahan buncah rasa dalam dada
kenangan bersamamu seakan berputar dalam kepala
mengiris, mengurai, mengoyak jiwa
bahkan glandula lacrimalisku pun
tak mampu menahan butiran-butiran perak

"Le, bocah lanang iku kudu bisa mikul dhuwur lan mendhem jero"
Aku sudah lakukan itu Bapak, lirih suaraku dalam hati
saat harus kugotong petimu dan menimbun tanah pusaramu
pun telah kulakukan yang terbaik untuk menjunjung namamu
dengan segenap asa prestasiku
sehingga semuanya boleh tertanam dalam kebanggaan hatimu

Aku tertegun
terusik lagi wejanganmu
"yang dari tanah akan kembali menjadi tanah"
saat melihat pusaramu
yang di dalamnya tertanam tubuhmu yang rapuh

Hidup adalah perjalanan waktu
dan kita semua sedang berlayar pada satu tujuan yang sama
kematian hanyalah pintu menuju hidup yang kekal
aku melihatmu tersenyum dalam wajah fanamu
aku tahu,
karena engkau sudah dalam pelukan Bapa di Sorga

Selamat berpulang Bapak
Selamat berpulang ke Rumah Bapa di sorga
Damai sejahtera-Nya akan melingkupimu selalu


Surabaya, 15 Januari 2013
Bahkan puisi ini tidak bisa menggambarkan dukaku

Rabu, 09 Januari 2013

BAGAIMANA CARA MENGUBAH DUNIA?

Renungan sore...
Mungkin kita masih ingat film Evan Almighty, film ini baru saja diputar di salah satu televisi swasta. Dalam film tersebut Evan mendapat mandat dari Tuhan agar membuat bahtera dan menjadi "seperti nabi Nuh". Terlepas dari cerita filmnya yang sangat fiksi sekali, ada satu hal yang membuat saya menjadi merenung. Lebih tepatnya pada salah satu adegan atau dialog antara Evan dan Tuhan.
Saat itu Evan bertanya, "Bagaimana saya bisa merubah dunia?" Jawab Tuhan (digambarkan dalam wujud manusia)  sambil tersenyum menjawab, " Dengan perbuatan baik satu demi satu"
Dialog tadi sangat menyentuh hati saya dan mengusik saya. Seringkali kita berusaha agar dunia kita (lingkungan) kita berubah menjadi baik, namun acap kali juga kita menjadi patah semangat dan akhirnya malah menoleransi dan kompromi. Satu hal yang bisa merubah adalah diri kita sendiri. Dunia yang sudah penuh dosa ini, bisa kita perbaiki mulai dari kita dengan berbuat baik satu demi satu.
Selamat sore, selamat berbuat baik bagi sesama dan lingkungan kita..

Selasa, 08 Januari 2013

CIC (Clean Intermittent Catheterization)

Malam ini, teman saya sejawat obsgyn bertanya tentang CIC. Artikel berikut semoga bermanfaat untuknya.
CIC singkatan dari Clean Intermittent Catheterization atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai Kateterisasi berkala.
Katetrisasi berkala dikemukakan Lapides (1972) yang telah membuktikan bahwa kateterisasi berkala dengan teknik clean saja, tanpa kondisi steril cukup bermakna untuk mencegah infeksi kandung kemih.
Keuntungan CIC :
  1. Dicegah adanya tekanan intravesikal yang tinggi, atau keregangan yang berlebihan dari kandung kencing. Akibatnya aliran darah ke mukosa kandung kemih dapat dipertahankan seoptimal mungkin dan hal ini memberikan kemampuan menolak invasi bakteri.
  2. Kandung kemih dapat terisi dan dikosongkan berkala, seakan-akan kandung kemih yang berfungsi "normal". Selain ditiadakannya medium residual yang memungkinkan bakteri tumbuh dan berkembang biak, juga merupakan latihan otot kandung kemih.
  3. Dapat dicegah peregangan yang berlebihan karena volume urin yang tinggi di dalam kandung kemih, juga dapat dicegah pengerutan oleh karena kandung kemih yang selalu kosong.
  4. Memungkinkan sistem yang selalu tertutup dan meniadakan benda asing (indwelling foreign bodies)di dalam kandung kemih dengan demikian mengurangi resiko infeksi.
  5. Jika dimulai terlalu dini pada penderita trauma atau cidera sumsum tulang belakang, maka penderita dapat melewati masa spinal shock secara fisiologik sehingga afferent feedback ke sumsum tulang belakang tetap terpelihara.
  6. Penderita dapat hidup tanpa diganggu oleh kateter yang menggelantung di alat miksinya, sehingga program latihan atau kegiatan sehari-hari lebih bebas.
  7. Teknik cukup mudah, dapat diajarkan kepada penderita sendiri atau keluarga.
  8. Angka keberhasilan mencapai kondisi "bebas kateter" lebih tinggi dibanding indwelling catheterization.
Teknik CIC ini mudah, murah dan aman. Pelaksana (perawat, keluarga atau penderita sendiri) cukup mencuci tangan dengan sabun dan air bersih (clean) dapat dibantu dengan sedikit alkohol 70% untuk membersihkan jari-jari tangan dan tidak perlu memakai sarung tangan steril.
Kateter yang dipakai Nelaton kateter cukup dicuci dengan air yang sudah dididihkan, dapat juga direbus kemudian didinginkan. Secara umum CIC mengurangi komplikasi pemakaian IDC.
Syarat CIC :
  1. Bebas infus atau direncanakan untuk aff infus
  2. Pada pemeriksaan Urin Lengkap : lekosit < 5/lpb
  3. Evaluasi RUV (Residual Urine Volume) untuk mengetahui apakah perlu progran CIC atau tidak
Evaluasi RUV :
  1. Minum air 150-200 cc/jam, selama 3 jam berturut-turut
  2. Jam ke-4 dihitung urin yang dikeluarkan spontan dengan stimulasi fisik & mengejan (Forced Void Urine)
  3. Dilakukan kateterisasi Nelaton kateter No.14 atau 16, diukur urin yang didapat sebagai RUV (Residual Urine Volume).
  4. Dihitung % residual urine dengan rumus :        RUV              x 100%
                                                                              FVU + RUV
Jika RUV < atau sama dengan 20% maka bebas CIC
Jika RUV > 20 % maka perlu CIC

Program CIC :
  1. Buat daftar harian : jumlah cairan yang masuk, FVU dan RUV. Jumlah minum yang dianjurkan 1500-1800 cc dan minum terakhir jam 20.00
  2. RUV 250cc atau lebih maka CIC 6x/hari atau tiap 4 jam (siang dipendekkan sehingga kateter terakhir jam 22.00)
  3. RUV : 150-250cc maka CIC tiap 6 jam (4x/hari)
  4. RUV : 100-150cc maka CIC tiap 8 jam
  5. RUV tetap 100cc atau lebih rendah, diatas 50cc maka CIC tiap 12 jam atau 24 jam (2x atau 1x/hari)
  6. RUV 50cc atau kurang maka bebas CIC
  7. Kadang-kadang batas lebih tinggi untuk bebas CIC, 100cc untuk wanita, 75cc untuk pria.
  8. Jika bebas CIC, perlu dilakukan tes RUV tiap minggu. Jika 2x tes RUV tetap 75cc atau kurang maka tes dilakukan tiap 2 minggu, jika hasilnya tetap 75cc atau kurang tes dilakukan 4 minggu sekali.
Catatan selama program CIC :
  1. Penderita distimulasi untuk kencing dulu serta disuruh mencoba miksi sendiri sebelum dilakukan kateterisasi.
  2. Pemeriksaan UL tiap minggu, jika perlu dilakukan pemeriksaan kultur dan sensitivitas.
  3. Buat daftar harian untuk waktu kateterisasi (jam) dan jumlah RU (Residual Urine) yang disesuaikan dengan waktu tidur serta kunjungan tamu (jangan pada jam-jam kunjungan tamu).
Wah, uraiannya cukup panjang ya...Semoga bermanfaat.

Sumber : IKFR Unair

Rabu, 02 Januari 2013

MENDIDIK ANAK MENCINTAI BUKU


Adalah tugas orang tua untuk mendidik anak gemar membaca dan mencintai buku. Mengapa? Karena pendidikan pertama yang diterima anak berasal dari lingkungan keluarga. Selain itu seperti kita ketahui buku adalah jendela ilmu, sepanjang hidup kita kita akan bertemu dan membutuhkan buku. Otak anak mengalami masa konstruksi yang cepat sejak janin hingga anak-anak berusia 3 sampai 4 tahun atau biasa disebut periode emas perkembangan otak anak. Proses perkembangan otak anak ditentukan nutrisi dan stimulasi atau rangsangan. Buku salah satu media yang baik dalam menstimuli perkembangan otak anak. Penanaman sejak dini kecintaan akan buku perlu dilakukan meskipun anak belum bisa membaca.
Bagaimana cara mendidik anak mencintai buku? Sebagai orang tua kita harus menjadi teladan bagi mereka. Jika ingin anak kita mencintai buku maka orang tua juga harus mencintai buku. Jadikan membaca buku sebagai habit atau kebiasaan dan kegiatan keluarga yang menyenangkan. Sebagai contoh pergi ke kebun binatang dengan buku tentang hewan. Berwisata ke pegunungan dengan buku tentang tumbuh-tumbuhan. Buatlah rak buku yang mudah dijangkau anak-anak, bacakan dongeng sebelum tidur. Jadikan buku sebagai hadiah ulang tahun mereka. Bisa juga ajaklah anak ke toko buku jika sedang bepergian ke mall. Satu hal lagi batasi waktu menonton televisi, sehingga waktu membaca atau berinteraksi dengan buku lebih banyak. Namun semuanya itu kembali tergantung kepada kita mau jadi seperti apa kelak anak kita. Generasi yang mencintai buku dengan wawasan luas yang berguna bagi lingkungannya atau sebaliknya.


AGUS PRASETYO
Dokter sedang studi
Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
FK Unair