Jumat, 18 Januari 2013

DUKAKU (part 3) : SENANDUNG UNTUK IBU


Ibu apa kabarmu?
lewat puisiku aku ingin menyapamu
sekedar menyapamu, pun kalo bisa menghiburmu


Jikalau langit biru adalah kerinduan
mega putih yang berarak lengang
tersapu sang bayu
memanggil-manggil hujan
ingin bercerita tentang gersangnya hati
tersiksanya dipagut sepi
sendiri

Ibu...
aku tahu
bagaimana perasaanmu
betapa sepinya ditinggal kekasih hati
sendiri
mengisi hari
dalam kerajaan sunyi
bagaimana merenda asa yang tersisa
dalam batas usia yang ada

Ibu..
masih terbayang dalam benakku
kau mencoba tegar
saat kau lepas kekasih hati pergi 
menghadap sang Pencipta
meski aku tahu
hatimu hancur, luluh lantak
tak ada air mata
tapi matamu bercerita tentang dukamu
tak banyak kata terucap
bibir kelu terkatup
tapi hatimu memendam lara, nestapa
karena ditinggak kekasih tercinta

Ibu...
jangan biarkan hatimu terus berduka
masih ada kami, 
anak-anakmu yang kan menjagamu
meski kita tak slalu bersua
meski lewat suara kita berjumpa
lewat doa kita berbicara
tersenyumlah ibu
ada Dia yang slalu memelihara
mengasihi dan menjagamu

Esok kita kan berjumpa
karena aku 
dalam kelana menuju kotamu


Antara Surabaya-Solo
18 Januari 2013
Saat aku menuju ke kotamu




Tidak ada komentar:

Posting Komentar