Minggu, 04 Mei 2014

SEMBUH TOTAL DARI TB DENGAN KONSEP SEGITIGA EPIDEMIOLOGI

Semenjak Robert Koch menemukan kuman Mycobacterium Tuberculosis dan ditemukannya komposisi obat TBC oleh Sir John Crofton memberikan harapan baru pengobatan TB. Fakta membuktikan bahwa TB dapat disembuhkan

Gambar kuman Mycobecterium Tuberculosis (sumber : kepustakaan no.1)

Namun kenyataan yang ada beban TB di Indonesia masih sangat tinggi. Fakta menyebutkan bahwa setiap tahun masih ada 46.000  kasus baru. Setiap tahun ada 67.000 orang meninggal akibat TB atau sekitar 186 orang perhari. TB masih menjadi pembunuh nomer satu di antara penyakit menular dan peringkat 3 dalam daftar 10 penyakit pembunuh tertinggi di Indonesia. Kenyataan yang ada di Indonesia ini menimbulkan tanda tanya yang cukup besar. Karena fakta yang lain menyatakan bahwa TB bisa disembuhkan.

Mengapa? Apa yang salah?

Mengapa TB di Indonesia masih sangat tinggi? Untuk menjawab pertanyaan ini ada baiknya kita mengingat kembali teori epidemiologi tentang konsep terjadinya penyakit yang diperkenalkan oleh John Gordon dan La Richt (1950). Konsep ini juga dikenal sebagai Segitiga Epidemiologi (epidemiologic triangle). Segitiga ini terdiri atas pejamu (host), agen (agent), dan lingkungan (environment). Ketidakseimbangan ke-3 unsur tersebut menyebabkan terjadinya penyakit.


Sumber : Dokumen pribadi
Mari kita pelajari satu-persatu.

Agen (agent)

Agen yang dimaksud di sini adalah penyebab utama terjadinya penyakit. Tentu saja kuman penyebab terjadinya penyakit TB adalah Mycobacterium Tuberculosis.
  • Kuman TB yang dorman
Tahukah anda jika ada kuman TB yang bersifat dorman ? Maksudnya kuman TB masuk ke dalam tubuh kita, menetap di sana tanpa menimbulkan gejala penyakit TB. Jadi kuman TB tersebut dalam kondisi "tidur", tapi bisa aktif kapanpun jika daya tahan tubuh kita sedang lemah. Kuman TB ini terutama yang berada di intraseluler. Pada orang yang terinfeksi HIV, yang menderita penyakit Diabetes atau yang menerima terapi yang menurunkan daya tahan tubuh, mempercepatkan aktifnya kuman TB ini.
  • Infeksi Laten kuman TB
Infeksi laten TB ini menyerang orang yang lahir dan berada pada daerah yang endemis TB. Selain itu juga orang yang mempunyai risiko kekambuhan TB yang tinggi (pasien HIV, diabetes dan terapi yang menurunkan daya tahan tubuh). 
Pada orang-orang tersebut biasanya tidak ada gejala TB atau gejala ringan TB namun dengan pemeriksaan sputum dan foto Rontgen dada hasilnya negatif. Infeksi laten TB ini dapat didiagnosis dengan Tes Kulit Tuberkulin atau dengan interferon-gamma release assay. Infeksi TB plus HIV meningkatkan angka kematian penderita.
  • TB yang aktif 
TB yang aktif dapat disembuhkan. Diperlukan kepatuhan penderita dalam minum obat TB sehingga kuman TB dapat tuntas diberantas. Selain obat TB kondisi yang memungkinkan kuman TB berkembang juga dihindari seperti daya tahan tubuh yang turun. Keteraturan dan tuntasnya pengobatan TB dilakukan untuk mencegah terjadinya resistensi kuman TB terhadap obat yang diberikan.
  •  Kuman yang resisten obat TB
Kegagalan pengobatan TB bisa mengakibatkan terjadinya resistensi terhadap obat TB. Resistensi terhadap obat TB ini akan berdampak terhadap pengobatan selanjutnya. Pengobatan akan lebih panjang, pengobatan dengan regimen obat yang berbeda yang tentu saja akan membutuhkan biaya yang lebih mahal.
  • Vaksinasi BCG bukan jaminan
Vaksinasi BCG adalah salah satu cara mencegah dan melindungi anak dari penyakit TB. Meskipun sudah divaksinasi BCG bukan jaminan bahwa anak tidak akan terkena TB. Tentu faktor daya tahan tubuh berpengaruh. Selain itu vaksin yang diberikan, cara penyimpanan vaksin yang benar dan cara vaksinasi akan mempengaruhi hasilnya. Banyak anak yang sudah divaksinasi BCG tidak menunjukkan scar, sehingga kemungkinan besar vaksin tersebut gagal.
Pejamu (host)

Pejamu dalam hal ini adalah manusia. Faktor pejamu ini merupakan faktor penunjang  (contributing cause) yang menimbulkan terjadinya penyakit. Faktor pejamu ini bisa juga sebagai faktor risiko terjadinya penyakit TB.
  • Daya tahan tubuh
Daya tahan tubuh sangat menentukan keberhasilan kuman TB untuk menimbulkan gejala penyakit. Daya tahan tubuh atau sistem imunitas dipengaruhi banyak faktor. Namun yang sangat berpengaruh adalah kebiasaan atau gaya hidup. Tuhan sudah memberikan imunitas dalam tubuh kita untuk melawan kuman atau virus. Namun jika kita tidak menjaganya atau pathogenitas kuman TB sangat kuat kita bisa saja terkena penyakit TB.
  • Kebiasaan atau gaya hidup
Kebiasaan atau gaya hidup yang tidak baik berpengaruh terjangkitnya seseorang terkena TB. Seperti makan-makanan yang kurang gizi, menjaga kesehatan, kurang olah raga, kurang istirahat, tidak terpapar sinar matahari dan merokok adalah gaya hidup yang berpengaruh terjangkitnya penyakit TB. Membuang dahak di sembarang tempat, tidak memakai masker dan mencuci tangan menyebabkan rantai penularan penyakit TB berkembang biak.
  • Tidak patuh minum obat
Ketidakpatuhan minum obat TB sampai tuntas, membuat penyakit TB tidak sembuh secara tuntas. Bahkan dapat menyebabkan kuman TB kebal terhadap obat TB. Kebiasaan memberhentikan obat sendiri (merasa sudah sehat setelah minum obat TB 1 bulan misalnya) adalah hal yang berbahaya bagi dirinya sendiri.
  • Psikis
Faktor psikis juga mendukung penularan TB. Stigma negatif terhadap penderita TB menyebabkan penderita menyembunyikan penyakitnya. Hal ini berakibat terhadap penularan penyakit TB. Penanganan pun akan menjadi lebih sulit karena untuk menemukan penderita saja tidak bisa.
Lingkungan (environment)

Lingkungan hidup manusia pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal yaitu keadaan yang bersifat dinamis dan homeostasis dalam tubuh manusia sendiri. Sedangkan lingkungan eksternal yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit TB adalah :
  • Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik ini bisa berupa kondisi rumah. Rumah yang lembab, pengap dan kurang cahaya matahari adalah tempat kuman TB berkembang biak dengan cepat. 
  • Lingkungan sosial
Lingkungan sosial ini meliputi stigma masyarakat. Mengucilkan penderita TB dan tidak mengajaknya berobat dapat berpengaruh terhadap penyebaran TB. Ketidakpedulian masyarakat meskipun mengetahui adanya penderita TB juga memegang peranan penting memberatnya dan menularnya penyakit TB.
  • Kepedulian pemerintah
Kepedulian pemerintah terhadap penyakit TB memegang peran yang sangat penting. Ketersediaan obat yang gratis, alat-alat diagnosis dan asuransi kesehatan yang ditanggung pemerintah beberapa contoh peran pemerintah dalam pemeberantasan penyakit TB.
  • Pengawas minum obat
Kurangnya pengawas minum obat bisa menyebabkan penyakit TB tidak bisa disembuhkan dengan tuntas. Tidak semua penderita TB bisa patuh minum obat. Oleh karena itu diperlukan pengawas minum obat yang bisa merupakan anggota keluarga, tetangga, kader kesehatan ataupun sukarela.
  • Kelompok saling mendukung
Adanya kelompok saling mendukung sesama penderita TB dan didukung relawan atau kader akan mendukung pemberantasan penyakit TB di Indonesia. Melalui kelompok saling mendukung, sesama penderita TB saling memotivasi untuk sembuh. Apalagi adanay testimoni penderita TB yang sudah sembuh akan menambah keyakinan penderita TB yang belum sembuh untuk sembuh.
Melalui segitiga epidemiologi di atas kita bisa melihat mengapa TB masih sangat tinggi di Indonesia. Yang terpenting adalah kita harus jujur bagian mana yang kurang dan harus diperbaiki. Jadi untuk meyakinkan masyarakat bahwa TB bisa disembuhkan adalah dengan memperbaiki kekurangan faktor mana dari segitiga epidemiologi itu yang didapatkan. Secara singkat dapat dirangkum sebagai berikut :
  • Pengobatan TB tak terputus sampai tuntas
Seperti yang sudah dibahas di atas pengobatan TB yang terputus berakibat tidak baik. Bahkan menimbulkan resistensi obat TB. Memang agak membosankan minum obat tiap hari dalam jumlah banyak dalam 2 bulan. Namun adanya bentuk obat fixed dose combination (FDC) yaitu gabungan beberapa obat meningkatkan kepatuhan penderita TB. Jumlah obat yang lebih sedikit memungkinkan penderita TB lebih praktis dalam meminum obat. Apalagi obat TB yang gratis sangat menolong bagi penderita TB.
Sumber : Kepustakaan No. 2
  • Vaksinasi BCG
Sekalipun vaksinasi BCG tidak menjamin terbebas dari penyakit TB. Namun vaksinasi BCG sebaiknya dilakukan, meskipun tidak bebas TB namun jika terkena TB anak yang sudah mendapatkan vaksinasi BCG tidak akan menderita TB yang berat (meningitis TB atau TB milier). 
Pelaksanaan vaksinasi pun harus  dibenahi. Seperti dalam penyimpanan vaksin, cara penyuntikan, dosis yang diberikan. Pelatihan kepada petugas kesehatan perlu dilakukan untuk penyegaran akan ketrampilan.
  • Daya tahan tubuh dijaga
Daya tahan tubuh yang memegang peranan penting dalam penularan dan terinfeksinya seseorang dari penyakit TB. Hal ini bisa dilakukan dengan pola hidup yang sehat.
  • Pola Hidup yang sehat
Pola hidup yang sehat dijaga dengan olah raga yang teratur, istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi, stop merokok, serta menjaga kebersihan diri.
Tidak membuang dahak di sembarang tempat, cuci tangan jika terkena dahak dan memakai masker jika sedang menderita batuk adalah serangkaian pola hidup yang dapat diterapkan dalam memutus rantai penularan penyakit TB.
Terapi sinar matahari atau heliotherapy yang sudah dikenal ribuan tahun lalu dikombinasikan dengan obat TB serta vitamin akan mempercepat penyembuhan TB.
  • Menjaga lingkungan yang sehat
Menjaga lingkungan yang sehat bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan rumah, membuka jendela saat pagi, siang dan sore agar ventilasi terjaga serta tidak lembab. Sehingga tidak menjadi tempat yang baik bagi kuman TB berkembang biak. Lingkungan atau kamar yang cukup terkena sinar matahari pagi adalah yang terbaik dalam memutus rantai penularan TB.
  • Pengawas Minum Obat & Kelompok Saling Mendukung
Adanya pengawas minum obat akan menolong penderita dalam kepatuhan meminum obat TB. Pengawas minum obat juga sebagai motivator penderita dalam pengobatannya.
Kelompok saling mendukung juga akan memotivasi penderita dalam menuntaskan pengobatan TB. Dukungan sesama penderita dan mantan penderita akan meyakinkan penderita TB untuk patuh minum obat. 
Sumber : kepustakaan No. 2
  • Stigma negatif
Stigma negatif terhadap penderita TB oleh masyarakat harus dihilangkan. Sehingga penderita TB tidak malu berobat dan rantai penularan penyakit bisa dipotong. Dukungan masyarakat kepada penderita TB sehingga psikis penderita tidak jatuh akan mensukseskan pengobatan TB itu sendiri.
  • Dukungan pemerintah
Dukungan pemerintah baik berupa dana, fasilitas, tenaga, program serta sistem layanan kesehatan akan menunjang pemberantasan TB. Iklan-iklan tentang TB di televisi atau radio yang di danai pemerintah akan menyebarluaskan informasi tentang TB dan cara penyembuhannya.
Segitiga epidemiologi ini meskipun merupakan teori yang lama, namun masih sangat relevan untuk mengetahui konsep terjadinya penyakit TB sekaligus upaya pemberantasan TB. Yang terpenting adalah mau atau tidak kita melakukannya. Jika TB bisa disembuhkan maka tunggu apa lagi??

Jika ingin mengetahui informasi tentang TB lebih lanjut, silahkan akses informasinya di :

Web          : http://www.tbindonesia.or.id/
Facebook : Stop TB Indonesia
Twitter       : @StopTBIndonesia

Tulisan ini diikutkan dalam Blog CompetitionTemukan dan Sembuhkan Penderita TB, Serial 3 dengan tema TB Bisa Disembuhkan. 

Kepustakaan : 


  1. Transmission and Pathogenesis of Tuberculosis chapter 2. pdf
  2. Buku Saku Kader Program Penanggulangan TB.pdf
  3. Geberding J.L. 2003, Treatment of Tuberculosis, MMER. Vol 52. RR-11
  4. Zumla A., et al. 2013. Current concepts Tuberculosis Review Article. The New England Journal of Medicine. Vol 366. No. 8.
  5. Sir John Crofton. wikipedia
  6. Robert Koch. wikipedia
  7. Coussens A., et al. Vitamin D accelerates resolution of inflammatory responses during tuberculosis treatment. PNAS. Vol 109. No.38. 15449-15454
  8. Martineau A.R. et al. 2011. High dose vitamin D3 during intensive phase antimicrobial treatment of pulmonary tuberculosis : a double-blind randomized controlled trial. Pubmed. 

5 komentar:

  1. mlipir nih musuh dokter hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha, lihat tulisan yang lain lebih oke lho

      Hapus
  2. Dok, kita teman kan. Semangat ya dok perangi TB. Blogger lain siap bantu dengan konten positif. Saya ga mlipir kok... *lariiiiii......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mas Adi Pradana. Kalau kita saling bergandengan tangan dan maju bersama, saya yakin Indonesia akan bebas dari TB.
      Terima kasih tidak mlipir eh Terima kasih sudah mampir... Hehehehe
      Salam saya

      Hapus
  3. dok gimana jika kita sedang mengkonsumsi obat tbc tapi kita meminum es apakah smua akan gagal :(

    BalasHapus