Minggu, 06 April 2014

KEPONAKANKU MENDERITA TB

Sumber : ikhasagie. wordpress

Saat itu aku masih co ass di salah satu Fakultas Kedokteran universitas negeri di Jawa Tengah, belum putaran di bagian Pediatri atau Ilmu Kesehatan Anak. Aku sering pulang ke rumah kakak di Magelang. Aku mendapati keponakanku yang usianya 5 tahun batuk-batuk.
"Dandun, sudah lama to batuknya, Budhe?" tanyaku saat itu kepada Budhe Jah, mertua kakakku. Maklum saat itu hanya ada kami bertiga. Kakakku dan istrinya belum pulang kerja.
"Nggih, sudah lama mas. Mungkin 3 mingguan lebih. Tapi biasa kok batuk seperti itu," jawab Budhe Jah
"Ada panasnya enggak Budhe?"tanyaku lagi.
"Panas mboten, tapi sumer-sumer gitu. Trus itu loh mas badanya kurus ga bisa gemuk. Ga mau makan. Apalagi kalau sudah batuk-batuk gitu," sahut Budhe Jah.
"Sampun diperiksakan ke dokter Budhe?"
"Sampun, tapi periksa bu Bidan, katanya batuk biasa gitu".
"Wah, kok saya curiga Dandun sakit flek paru atau TB nggih Budhe," kataku berikutnya dengan hati-hati.
"Nggih tidak to mas. Makannya Dandun kan selalu bersih," kata Budhe menolak hipotesaku.
"Nanti saya bicara dengan mas Toni, Budhe," kataku kemudian.
Setelah kakakku datang, aku kemudian bicarakan persoalan penyakit Dandun. 
Dan setelah seminggu kemudian, setelah periksa ke dokter spesialis anak, kecurigaanku ternyata terbukti. Keponakanku menderita TB atau Tuberkulosis.

Tuberkulosis anak berbeda dengan Tuberkulosis dewasa.
Seperti kita ketahui Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Namun tuberkulosis anak mempunyai permasalahan khusus yang berbeda dengan orang dewasa. TB pada anak seringkali tidak khas. Diagnosis pasti ditegakkan dengan menemukan kuman TB. Pada anak, sulit didapatkan spesimen yang dapat dipercaya. Sulitnya spesimen yang berupa dahak dari batuk tersebut karena sulitnya anak mengeluarkan dahak. Kebanyakan anak jika batuk, dahaknya akan ditelan.
Sumber : netsains.net

Sekalipun spesimen berupa dahak diperoleh, pada pemeriksaan di bawah mikroskop, kuman TB jarang ditemukan, bahkan dengan cara dikultur atau dibiakkan sekalipun.
Laporan mengenai TB anak jarang didapatkan. Diperkirakan jumlah kasus TB anak per tahun adalah 5% sampai 6% dari total kasus TB. Berdasarkan laporan tahun 1985, dari 1261 kasus TB anak usia <15 tahun, 63% di antaranya berusia <5 tahun. Pada tahun 1989, WHO memperkirakan bahwa setiap tahun terdapat 1,3 juta kasus baru TB anak dan 450.000 anak usia di bawah 15 tahun meninggal dunia karena TB.

Bagaimana anak dapat terinfeksi TB ?
Anak tertular TB melalui udara atau melaui percikan dahak atau liur (droplet) penderita TB.
Orang dewasa yang menderita  TB yang batuk, maka percikan ludahnya terhirup dan masuk saluran nafas.
Kuman yang masuk ke saluran nafas akan menyebar melalui saluran getah bening (limfe)  dan pembuluh darah ke seluruh tubuh seperti selaput otak, hati, ginjal dan tulang. tentu saja itu butuh waktu.
Masuknya kuman sampai menimbulkan sakit memerlukan masa inkubasi sekitar 2-12 minggu. Artinya jika anak tertular kuman perlu waktu 2-12 minggu untuk menjadi sakit. Tergantung kondisi kesehatan dan pertahanan tubuh si anak.

Bagaimana gejala TB Anak?
  1. Batuk lama tanpa sebab yang jelas. Batuk lama ini > atau sama dengan 3 minggu
  2. Panas atau demam yang lama tanpa sebab yang jelas. Panas badan ini biasanya tidak terlalu tinggi atau sumer dan biasanya > atau sama dengan 2 minggu
  3. Berat badan anak tidak naik bahkan cenderung turun. Anak yang menderita  TB keadaan gizinya bisa di bawah garis merah KMS (Kartu Menuju Sehat) atau gizi buruk.
  4. Nafsu makan turun
  5. Adanya pembesaran kelenjar getah bening pada leher, ketiak atau lipat paha
  6. Adanya pembengkakan sendi panggul, lutut dan tulang tangan atau tonjolan tulang belakang

Bagaimana anak anda didiagnosa terkena TB?
Tidak mudah untuk mendiagnosis TB pada anak, karena seperti sudah disebutkan di atas sulit mendapatkan kuman Mycobacterium Tuberculosis di dalam dahak anak. Hal ini disebabkan sulitnya anak untuk mengeluarkan dahak dan memang sedikitnya kuman TB pada dahak anak.
Untuk itu dokter akan melakukan skrining dengan uji Mantoux (Uji Tuberkulin), foto Rontgen dada dan pemeriksaan laboratorium.

Apa itu Uji Mantoux ?
Uji Mantoux adalah uji untuk menskrining anak terkena TB atau tidak. Uji Mantoux positif, kemungkinan anak sudah pernah terinfeksi kuman TB atau bahkan sakit atau bosa juga karena pengaruh BCG. Uji Mantoux positif jika diameter indurasi (tonjolan setelah disuntik) > atau sama dengan 10mm. Artinya anak pernah kontak dengan tuberkulin yang bisa saja ada pada BCG, kuman TB atau kuman mikobakterium yang sejenis dengan kuman TB.
Uji Mantoux positif belum tentu anak positif TB, oleh karena itu tes Mantoux harus diperkuat dengan gejala klinis, laboratoris dan pemeriksaan Rontgen.

Bagaimana pengobatan TB Anak?
Pengobatan TB anak seperti TB pada dewasa membutuhkan waktu relatif lama (minimal 6 bulan) dengan beberapa jenis obat diberikan. Enam bulan ini dibagi menjadi 2 fase. Fase intensif selama 2 bulan dimana obat TB harus diminum se­tiap hari (tidak boleh lupa). Karena­nya dibutuhkan pengawasan yang ketat oleh orang yang disegani. Sedangkan fase lanjutan 4 bulan berikutnya dimana obat dimakan 3 kali dalam seminggu.
Kegagalan pengobat­an biasanya karena faktor bosan Sete­lah pengobat­an 1-2 bulan, biasanya berat badan anak  akan naik, tidak ada demam, dan nafsu makan juga membaik. Itu sebabnya, ada salah persepsi sehingga konsumsi obat tidak disiplin lagi. Padahal ini sangat membahayakan kare­na kuman menjadi kebal (resisten) terhadap obat TB. Akibatnya, pengobat­an menjadi lebih rumit dan kompleks.


Apakah TB Anak menular dan anak perlu  dipisahkan dengan orang lain ?
TB pada anak tidak menular. Yang menular adalah TB paru pada dewasa, sedangkan TB pada anak tidak menular sehingga tidak perlu dipisahkan ataupun dikucilkan. Jauh lebih penting lagi mendapatkan kontak orang dewasa yang menulari si anak. Sehingga rantai penyebaran TB bisa dipotong dan TB bisa diberantas.

Ayo kita berantas tuntas TB pada anak. Jangan sampai kejadian keponakan saya terulang pada anak-anak kita. Jaga kesehatan anak kita.
Sumber : World TB day 2012, lint's Facebook


Sumber :

http://perpustakaan.depkes.go.id.pdf


4 komentar:

  1. wah pak dokter yang nulis ini? semoga sukses lombanya ya dok. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak. Amien. Terima kasih doanya mbak.
      Terima kasih sudah berkunjung

      Hapus
  2. ternyata beda ya tb anak sama dewasa...wah ada tambahan info nich..good artikel mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali mbak. Ayo kita sama-sama berantas tuntas TB pada anak.
      Terima kasih sudah berkunjung.

      Hapus