Selasa, 15 April 2014

(GIVEAWAY) SANG PENDONGENG SEJATI




Berbicara tentang dongeng anak, ingatanku langsung kepada almarhum bapakku. Betapa tidak, sewaktu kecil setiap mau tidur bapak selalu mendongengkanku dengan berbagai cerita. Dari dongeng rakyat sampai cerita wayang. Dari bapak lah timbul kecintaanku terhadap dunia wayang. Aku mengenal cerita Mahabarata dan Ramayana melalui dongeng. Imajinasiku mengembara kemana-mana saat didongengi bapak.

Saat aku kecil, stasiun televisi yang ada TVRI saja. Jadi jika hujan turun deras dan berkilat maka televisi pasti dimatikan takut tersambar petir. Apalagi saat listrik padam, wah saatnya aku mendengarkan dongeng bapak, tanpa harus belajar lebih dulu. Dongeng yang diiringi dengan suara hujan dan gelapnya suasana membuat imajinasiku semakin melayang.


Sumber : klik disini

Tokoh wayang favoritku adalah ARJUNA. Kenapa? Arjuna adalah pahlawan pembela kebenaran. Meski dia ksatria pemberani namun memiliki hati yang lembut. Masih kuingat dongeng bapak tentang Arjuna dalam cerita Bhagawat Gita. Di cerita itu menjelang perang besar Baratayuda, Arjuna tidak mau berperang karena dia harus berhadapan dengan saudara dan sesepuhnya. Arjuna tidak mau membunuh saudaranya. Namun Krisna dengan bijaksana menasehati bahwa perang ini adalah perang melawan kebatilan dan keangkaramurkaan. Sebagai ksatria harus berani berjuang untuk membela kebenaran.

Satu hal yang aku suka dari dongeng bapak selain ceritanya adalah "wejangan" beliau. Setiap kali mendongeng bapak selalu menyertainya dengan nasehat. Masih ingat aku nasehat bapak bahwa akar dari pembunuhan adalah amarah. 
"Berarti kita ga boleh marah dong pak?" tanyaku saat itu. 
Dengan bijak bapak menjawab bahwa marah adalah manusiawi. Sebagai manusia kita tentu boleh marah. Namun marahnya tidak boleh sampai matahari terbenam, yang artinya tidak boleh lama. Harus diselesaikan, Tidak boleh dipendam apalagi mendendam.

Kebenaran harus selalu ada dalam diriku. Jangan sekali-kali kompromi dengan ketidakbenaran. Sifat Arjuna sebagai ksatria wajib dicontoh. Kewajiban seorang ksatria membela kebenaran, itu sudah ditetapkan oleh Yang Kuasa. Jika kelak aku besar nanti hendaklah menjadi ksatria-ksatria kebenaran yang berani melawan kebatilan.

Banyak sekali dongeng bapak yang masih terpatri dalam ingatanku plus nasehat bijaknya. Dari dongeng aku belajar berimajinasi dan belajar tentang hidup. Hal itulah yang mendorongku menjadi seorang penulis cerita anak berbahasa jawa saat aku SMP dan SMA (maklum bacaan di rumahku majalah berbahasa jawa semua : Panjebar Semangat, Jaka Lodhang dan Jaya Baya). Bahkan beberapa tulisanku pernah dimuat yang berjudul : Jujur, Kidung Riyayan, Wasiate Pak Sudhagar, Handaka-Handana dan sebagainya.
Sumber : klik disini


Sumber : klik disini

Sayang sekali semenjak kuliah di kedokteran kebiasaan menulisku berhenti. Diktat-diktat kedokteran yang tebal menuntutku membacanya, meninggalkan jiwa imajinasiku untuk menulis. Bahkan saat aku bekerja sebagai dokter hanya beberapa tulisan kuhasilkan dan tetap berbahasa jawa. Saat pendidikan spesialis ini aku berusaha untuk menulis lagi (Mbak Hastira Sukardi ajarin dong menulis cerita anak bahasa Indonesia).

Kesibukan dan kuliahku yang berbeda kota dengan keluargaku membuat aku jarang mendongengkan anakku (lebih tepatnya membacakan, anakku umur hampir 4 tahun belum bisa baca). Aku ingin kebiasaan mendongeng itu menjadi bagian hidup dari anakku juga, plus nasehat-nasehatnya. 

Aku ingin menjadi sang pendongeng seperti bapakku, sang pendongeng sejati dalam hidupku. Semoga...

2 komentar:

  1. wah ternyata suka juga dg cerita wayang, sy suka banget krn banyak filsafat di balik cerita wayang, tokoh yg kusuka ya Yudhistira, makanya anak pertamaku kuberi nama Yudhistira...dan dulu aku juga ikut wayang orang dan tokoh yg aku suka mainkan adalah yudhistira .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak Tira. Waaaaa senengnya ketemu yang suka wayang. Sewaktu kecil sering diajak bapak nonton wayang kulit malah sampai malam. Trus komik di rumahku cerita wayang yang gambar RA Kosasih dan Teguh Santosa. Bacaan sehari-hari majalah bahasa jawa membaca cerita wayang tulisan bapak....
      Jadi kangen bapak nih mbak....
      Yudhistira juga idolaku, orang baik, suci dan kalo di wayang Indonesia dia darahnya putih tanda suci dan tak berdosa..

      Hapus