Kamis, 08 Mei 2014

TULARKAN VIRUS GEMAR DONOR DARAH

Sumber : dokumentasi pribadi dan pdf donor darah pmr


Aku mengenal PMI sejak kecil. Karena sering melihat acara cerdas cermat di TVRI dan ikut cerdas cermat sebagai wakil sekolahku, aku sangat tahu tentang PMI dan sejarahnya. Siapa yang menyangka bahwa pada akhirnya pekerjaanku nantinya sangat terkait erat dengan PMI. Itulah misteri kehidupan.

Masih teringat kuat dalam benakku, peristiwa itu. Peristiwa yang membawaku dalam kondisi sekarang, seorang yang menularkan virus untuk gemar melakukan donor darah. Saat itu aku masih co ass yang sedang stase ilmu kesehatan masyarakat di RS Kartini Jepara. Karena terjadi kecelakaan massal PMI Jepara kehabisan stok darah. 

“Gus, golongan darahmu apa?” tanya Aria sahabat baikku.
“A,”jawabku singkat sambil masih menjahit luka pada kaki pasienku.
“PMI kehabisan stok darah A, kamu mau jadi pendonor?”
“Ehm... mau sih tapi aku belum pernah donor darah Aria. Kalaupun jadi donor, hanya untuk nyamuk.Hehehehe...,”kelakarku. Aku lirik Aria ikut tersenyum. “Baiklah tapi aku selesaikan dulu pekerjaanku ini ya. Tapi memangnya aku memenuhi syarat jadi pendonor?” tanyaku kemudian
“Tenang Gus, ntar juga diseleksi dulu kok sama petugas PMI. Kamu mememuhi syarat atau tidak?”
Aku menyadari aku sangat kurus saat co-ass, dan salah satu syarat donor darah adalah berat badan minimal 50kg. Aku sendiri sudah lama tidak menimbang berat badan.

Setelah ditimbang ternyata berat badanku 52 kg dan memenuhi syarat. Tapi tunggu dulu ada beberapa syarat yang lain seperti temperatur 36,6 - 37,5 derajat celcius, tekanan darah baik (sistole: 110-160mmHg, diastole: 70-100mmHg), denyut nadi teratur: 70-100x/menit, Hemoglobin untuk pria minimal 12,5gr/dl, tidak sedang menderita penyakit jantung, hati, paru-paru, ginjal, diabetes, kanker, penyakit kulit kronis, tidak menederita penyakit infeksi (malaria, hepatitis, HIV/AIDS). Selain itu tidak menerima transfusi darah 6 bulan terakhir, bukan pecandu alkohol/narkoba. Karena aku belum pernah donor, tidak ditanyakan kapan terakhir donor. Syukurlah semua syarat terpenuhi. Jadilah aku donor darah untuk pertama kalinya. Tidak ada rasa takut dalam hatiku, rasa ikhlaslah yang memenuhi relung jiwaku. Peristiwa inilah yang menjadi awal aku menjadi pendonor darah yang rutin. Bahkan menjadi agen penular virus untuk gemar donor darah. Virus yang baik yaitu untuk gemar donor darah.

Kartu donor darahku pun banyak mulai dari Jepara, Semarang, Batu (tempatku bekerja), Malang dan Surabaya (tempat pendidikan spesialisku). Setiap kota yang kutinggali aku meninggalkan jejak. Menyebarkan virus gemar donor darah. Tidaklah mudah memotivasi orang-orang untuk menjadi pendonor. Ketakutan dan kepercayaan akan mitos masih menjadi penyebabnya. Ketakutan akan jarum suntik, melihat darah, tertular penyakit dan mitos yang tidak benar seperti darah habis dan lain-lain.

Padahal sebenarnya banyak manfaat yang kita peroleh seperti mengetahui golongan darah gratis, cek kesehatan gratis (termasuk Hb, hepatitis A,C dan HIV). Menurut British Journal Heart, donor darah yang rutin menurunkan resiko terkena penyakit jantung terutama untuk pria. Selain itu donor darah, membantu tubuh mengurangi sel darah merah dalam darah sehingga terstimulasi pembuatan darah baru dan ternyata donor darah membantu menurunkan berat badan.

Awal tahun ini satu lagi jejak kutinggalkan, istriku akhirnya juga terkena virus gemar melakukan donor darah. Aku akan terus menularkan virus gemar donor darah dan menularkan rasa ikhlas menolong orang lain.


Kisah ini  aku persembahkan
untuk para pejuang kemanusiaan, pendonor darah,
Salam satu jiwa.
Rencananya diikutkan cerita PMIku, tapi terlambat.

2 komentar:

  1. wah, belum pernah nyoba donor uy, takut hhe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah perlu dicoba itu untuk donor. Lawan rasa takut kita demi tujuan mulia menyelamatkan sesama.
      Terima kasih sudah mampir ya..

      Hapus