Kata “stigma” berasal dari bahasa Yunani, untuk menyebut bekas luka pada kulit akibat ditempel besi panas yang dilakukan pada budak, penjahat atau orang-orang yang dianggap kriminal lainnya, sehingga mudah diidentifikasi sebagai orang yang hina atau harus dijauhi. Stigma juga bisa diartikan sebagai “label”untuk orang-orang yang tidak dikehendaki.
Dalam pengertian yang sederhana, stigma adalah sikap atau attitude negatif yang terkait dengan keyakinan atau pengetahuan seseorang. Sedangkan diskriminasi adalah perilaku atau action yang dilakukan. “Stigma” dan “diskriminasi” adalah pandangan negatif terhadap orang atau kelompok tertentu yang dianggap mempunyai sesuatu yang tidak baik.
Stigma tidak hanya dikaitkan dengan orang dengan Penyakit TB tapi juga melekat pada pasien penyakit lainnya, misalnya; kusta dan HIV dan AIDS. Stigma tentang pasien TB sangat berkaitan dengan penyakit yang tidak bisa disembuhkan, penyakit orang miskin, penyakit keturunan, penyakit kutukan, penyakit guna-guna dan lain sebagainya.
Stigma yang muncul pada penyakit TB menyebabkan munculnya diskriminasi pada pasien TB. Diskriminasi terhadap pasien TB saat ini sudah sangat berkurang dibanding tahun 1970 an, seiring denga ditemukan serta di pasarkanya obat-obatan TB kategori I ( Ethambutol, Pirazinamid, Izoniasid dan Ripampizin) dan makin meratanya layanan terhadap pasien TB hamper di seluruh Puskesmas tingkat Kecamatan di Seluruh Indonesia.
Stigma di masyarakat umum telah memunculkan diskriminasi pada pasien TB. Bentuk-bentuk diskriminasi yang muncul adalah: pengusiran, pengasingan, tidak dilayani disuatu pelayanan sosial dan atau bahkan kesehatan, pemecatan dari pekerjaaan dan lain sebagainya.
Adalah hal yang wajib untuk menghapuskan stigma negatif dan diskriminasi terhadap penderita TB. Label yang negatif dapat mengakibatkan banyak hal terutama semakin merebaknya penderita TB. Bagaimana tidak? Bila seorang penderita TB mengalami diskriminasi, dia akan dikucilkan. pengucilan ini menyebabkan dia tidak berobat dengan baik dan benar. Penderita TB aktif yang mengalami pengusiran dari tempat tinggalnya lalu pergi ke daerah baru dan bergaul dengan orang akan cepat menyebarkan kuman TB. Sehingga akan terbentuk endemi baru TB. Secara singkat akibat yang ditimbulkan adanya diskriminasi dan stigma negatif pada penderita TB adalah :
- Pengucilan penderita TB mengakibatkan penderita tidak mendapatkan pengobatan yang benar. Hal ini mengakibatkan penderita tetap akan menderita TB yang aktif yang siap menularkan kepada orang lain terutama keluarga yang tinggal satu rumah.
- Pengusiran penderita TB dari tempat tinggalnya seperti yang sudah saya sebutkan di atas akan mengakibatkan penyebaran kuman TB ke daerah yang baru.
- Tidak dilayani di suatu pelayanan sosial atau kesehatan mengakibatkan kuman TB siap aktif.
- Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau pemecatan mengakibatkan kondisi sosial ekonomi penderita TB semakin terpuruk. Kondisi ekonomi yang tidak baik akan mengakibatkan penderita TB tidak mendapatkan asupan gizi yang baik karena tidak ada uang untuk membeli nutrisi yang bergizi yang mengakibatkan penyembuhan TB tidak berlangsung. Kondisi sosial ekonomi yang kurang juga akan berimbas kepada lingkungan tempat hidupnya.
Intinya semakin terjadi diskriminasi pada penderita TB semakin mengakibatkan merajalelanya kuman TB sehingga pengendalian TB akan semakin sulit. Pengendalian TB yang sulit akan berakibat beban ekonomi negara semakin berat.
STOP DISKRIMINASI & STIGMA NEGATIF
Untuk menghentikan diskriminasi dan stigma negatif terhadap penderita TB ada baiknya kita belajar sejenak tentang ilmu perilaku manusia.
MOTIVASI
Perilaku manusia itu didasari oleh suatu motivasi. Sedangkan motivasi adalah seluruh dorongan, keinginan, hasrat, dan tenaga
penggerak atau dorongan lainnya yang berasal dari dalam diri individu untuk
melakukan suatu tindakan. Motivasi member tujuan dan arah kepada perilaku
individu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi itu adalah :
-
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor
dari luar tetapi di dalam diri individu tersebut sudah terdapat dorongan untuk
melakukan sesuatu.
- Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang ada karena dipengaruhi oleh faktor-
faktor dari luar diri individu tersebut (lingkungan).
Adapun fungsi motivasi adalah :
- Mendorong manusia untuk berbuat, yakni sebagai penggerak atau motor yang melepas energi.
- Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang ingin dicapai.
- Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang untuk mencapai tujuan dengan mengeliminasi perbuatan-perbuatan yang tidak mengandung manfaat bagi tujuan tersebut.
Berdasarkan pendapat Dirgagunasa karena
dilatarbelakangi adanya motif maka tingkah laku tersebut disebut tingkah laku
bermotivasi. Tingkah laku bermotivasi itu sendiri dapat dirumuskan sebagai tingkah
laku yang dilator belakangi karena adanya suatu kebutuhan. Lingkaran Motivasi
terdiri dari :
Berdasarkan pendapat Maslow, kebutuhan dibagi berdasarkan tingkat
kebutuhan manusia, yaitu :
-
Kebutuhan fisiologis, adalah kebutuhan primer yang harus terpenuhi
(kebutuhan makan, minum, seks, sandang).
-
Kebutuhan keamanan dan keselamatan, adalah kebutuhan akan keamanan dari
ancaman yakni merasa aman dari ancaman, kecelakaan, dan keselamatan
dalam melakukan aktivitas.
-
Kebutuhan sosial, adalah kebutuhan berteman, dicintai, dan mencintai serta
diterima dalam pergaulan kelompok.
-
Kebutuhan akan penghargaan diri, adalah pengakuan serta penghargaan dan
prestise dari orang lain.
-
Kebutuhan aktualisasi diri, adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan
menggunakan kecakapan, kemampuan, ketrampilan untuk mencapai prestise.
Unsur kedua dari lingkaran motivasi adalah perilaku yang dipergunakan sebagai cara atau alat agar suatu tujuan bisa tercapai. Perilaku terjadi baik secara
sadar maupun tidak sadar. Unsur ketiga dari lingkaran motivasi adalah tujuan yang berfungsi untuk
memotivasi perilaku. Tujuan juga menentukan seberapa aktif individu akan
berperilaku. Sebab, selain ditentukan oleh motif dasar, perilaku juga ditentukan oleh
keadaan dari tujuan. Jika tujuannya menarik, individu akan lebih aktif lagi berperilaku.
Pada dasarnya perilaku manusia bersifat majemuk, karena itu tujuan dari
perilaku tidak hanya satu. Selain tujuan pokok (primary goal), ada juga tujuan lain
atau tujuan sekunder (secondary goal).
Perilaku diskriminasi terhadap penderita
TB bisa timbul akibat kebutuhan keamanan dan keselamatan masyarakat yang sehat terancam. Stigma negatif yang turun temurun mereka ketahui mengakibatkan rasa takut mereka akan tertular
TB. Sehingga tidak heran timbul sikap penolakan dan pengucilan bahkan pengusiran penderita
TB.
PENGETAHUAN
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan ini akan berpengaruh terhadap sikap seseorang terhadap suatu hal.
SIKAP
Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak, berpersepsi dan merasa dalam
menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi kecenderungan
untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh
berupa benda, orang, tempat, gagasan, situasi atau kelompok.
Sikap mengandung daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar
rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro dan kontra terhadap sesuatu, menentukan apakah yang disukai, diharapkan dan diinginkan,
mengesampingkan apa yang tidak diinginkan dan apa yang harus dihindari.
TINDAKAN
Suatu rangsangan akan direspon oleh seseorang sesuai dengan arti rangsangan
tersebut bagi orang yang bersangkutan. Respon atau reaksi inilah yang disebut
dengan perilaku, bentuk-bentuk perilaku itu sendiri dapat bersifat sederhana dan
kompleks.
Dalam peraturan teoritis,tingkah laku dibedakan atas sikap,dimana sikap
diartikan sebagai suatu kecenderungan potensi untuk mengadakan reaksi (tingkah
laku). Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan untuk terwujudnya
sikap agar menjadi suatu tindakan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu
kondisi yang memungkinkan atau suatu fasilitas.
Pengetahuan --> Sikap --> Niat --> Tindakan
Jadi untuk mengubah tindakan yang berupa diskriminasi terhadap penderita TB diperlukan pengetahuan yang benar tentang penyakit TB sehingga sikap yang dikenal selama ini bisa berubah.
Pengetahuan sendiri dibentuk melalui beberapa tingkatan yaitu :
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan
sebagainya.
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secarabenar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telahdipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
ke dalam komponen – komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi – formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu
teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada
suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.
Mengubah pengetahuan masyarakat tentang
TB membutuhkan waktu karena tingkatan-tingkatan pengetahuan di atas. Sehingga diperlukan tindakan yang komprehensif dan terus menerus dalam menyebarkan pengetahuan
TB tersebut.
Jadi kunci dari perubahan sikap dan tindakan ini adalah penyebarluasan
pengetahuan yang benar tentang
TB. Tentu saja pengetahuan yang benar ini diberikan kepada :
- Masyarakat sekitar sehingga tidak memberikan stigma negatif dan diskriminasi
- Penderita TB sehingga mempunyai perilaku sehat dan motivasi untuk berobat secara tuntas.
- Pemerintah atau negara sehingga memiliki komitmen untuk memberantas tuntas TB.
Pengetahuan yang disebarkan terutama adalah :
- TB dapat diobati dan disembuhkan jika penderita menjalankan pengobatan TB secara tuntas.
- Perlunya kerjasama masyarakat dan petugas kesehatan dalam menemukan penderita baru TB atau penderita yang putus obat.
- Perlunya peran masyarakat dan negara dalam memberantas tuntas TB.
- Adanya obat gratis yang diberikan kepada penderita TB dari pemerintah.
- Akibat yang ditimbulkan jika penderita TB tidak diobati secara tuntas sehingga terjadi MDR TB.
- Adanya HIV dan TB merupakan koinfeksi yang berbahaya, sehingga diperlukan perhatian khusus.
- Stop diskriminasi dan stigma negatif terhadap penderita TB karena akan berdampak merugikan dan semakin tersebar luasnya kuman TB.
Jadi tunggu apa lagi mari kita sebarkan pengetahuan tentang penyakit
TB yang benar sebagai relawan-relawan
TB.
Sebagai penutup, bagi saya setiap blogger yang mengikuti
blog competition TB ini adalah penyebar pengetahuan yang benar tentang
TB. Selamat buat kita semua. Kita semua adalah pemenangnya. Sebagai agen-agen terbaik penyebar pengetahuan tentang
TB yang benar.
Jika ingin mengetahui informasi tentang TB lebih lanjut, silahkan akses informasinya di :
Web : http://www.tbindonesia.or.id/
Facebook : Stop TB Indonesia
Twitter : @StopTBIndonesia
Tulisan ini diikutkan dalam Blog CompetitionTemukan dan Sembuhkan Penderita TB, Serial 8 dengan tema “Stigma dan Diskriminasi Terhadap Pasien TB”
#SembuhkanTB @TBIndonesia
Referensi :
www.tbindonesia.or.id
www.stoptbindonesia.org
www.depkes.go.id
http://repository.usu.ac.id
Artikel terkait :
Serial 1
Serial 2
Serial 3
Serial 4
Serial 5
Serial 6
Serial 7