Pernahkan anda jenuh? Tentu saja setiap orang pernah mengalami episode jenuh dalam kehidupannya. Apa sih jenuh itu? Bagi saya kata jenuh mengingatkan saya akan pelajaran kimia saat SMA dulu. Lebih tepatnya tentang larutan jenuh dan tak jenuh. Karena sudah lupa dan ga ingat dimana buku kimia SMAku dulu, hal yang paling mudah adalah bertanya ke "mbah" Google yang pintar itu.
Ayo kita me-review sebentar ya. Dalam kimia, Larutan adalah campuran homogen yang terdiri 2 atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Bila komponen zat terlarut ditambahkan terus-menerus ke dalam pelarut, pada suatu titik komponen yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi. Misalnya, jika zat terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat terlarut dalam larutan tersebut adalah maksimal, dan larutannya disebut sebagai larutan jenuh.
Titik tercapainya keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti suhu, tekanan, & kontaminasi. Secara umum, kelarutan suatu zat (yaitu jumlah suatu zat yang dapat terlarut dalam pelarut tertentu) sebanding terhadap suhu.
Demikian juga halnya bila kita jenuh, sama dengan larutan yang jenuh, berarti jumlah zat terlarut yang dalam diri kita sudah maksimal. Zat terlarut tersebut bisa berupa pikiran, beban pekerjaan, beban ilmiah (of course sebagai PPDS IKFR) ataupun beban yang lainnya. Seperti halnya larutan jenuh yang yang dipengaruhi faktor lingkungan, begitu juga kejenuhan kita bisa dipengaruhi faktor lingkungan. Lingkungan bisa intern (dalam diri) atau ekstern (sekitar) kita. Lingkungan yang berupa suhu, tekanan dan kontaminasi.
Jika kita membiasakan ada dalam lingkungan dengan suhu yang tidak baik maka kita akan mudah jenuh. Maksudnya jika suasana (saya mengartikan kata suhu) di sekitar kita atau suasana hati kita tidak baik kita akan mudah jenuh. Begitu juga dengan tekanan. Jika kita menganggap seetiap beban atau pekerjaan sebagai tekanan maka kita akan mudah jenuh. Kontaminasi hal yang tidak baik misalnya rasa malas, rasa tidak mampu dsb akan membuat kita mudah jenuh.
So, supaya kita tidak jenuh, jelas kita harus menambah solven atau mengurangi solut. Saya mengartikan solven sebagai semangat dan solut sebagai beban. Jadi supaya tidak jenuh, kita harus menambah semangat dan melihat beban sebagai hal yang menyenangkan sehingga menjadi bukan suatu beban. Tentu tidaklah mudah. Perlu perjuangan untuk itu. Faktor lingkungan sangat penting. Seperti yang saya sebut di atas, lingkungan intern dan ekstern. Lingkungan intern atau dalam diri kita. Kita harus membuat suasana hati yang baik, suhu yang menyenangkan, tekanan yang memacu semangat dan kontaminasi hal-hal yang baik. Lingkungan ekstern di sekitar kita juga harus diatur. Jangan biarkan suasana atau suhu di sekitar kita tidak kondusif sehingga membuat kita mudah jenuh. Demikian juga tekanan yang ada jangan biarkan mengacaukan diri kita. Jauhi kontaminasi yang tidak baik, bergaulah atau terkontaminasilah dengan orang-orang yang semangat dan yang punya spirit tinggi, Sehingga kita terkontaminasi dengan hal yang positif.
Sekali lagi ini tidak mudah dilakukan (saya jatuh bangun melakukannya). Tapi hal yang tidak mudah bukan berarti tidak bisa dilakukan. Kita pasti bisa melakukan sehingga kita bisa keluar dari suasana jenuh. Ayo saling memotivasi teman (karena saat ini saya juga lagi jenuh).
Tetap semangat....
saya juga sering sekali jenuh, biasanya pergi jalan2 cari udara segar, atau nonton film sambil ngemil, :D
BalasHapusiya mbak cara lain mengurangi solut sehingga tidak jenuh. Salam semangat ya mbak
Hapus