Keretaku bergerak meninggalkan kotamu
Meninggalkan separuh hatiku di sana
aku berbisik
cepatnya waktu berlalu
meski sudah kumaknai satu persatu
namun masih utuh rasanya rinduku padamu
Rasanya ingin kubunuh sang waktu
yang tak bertoleransi denganku
berlalu bagai kilat
saat hati belum hilang penat
aku mendesah
dalam resah tak bertepi
Jogja
kutitipkan cintaku padamu
jagai sorgaku di sana
dalam pelukan hangat kotamu
Aku berpaling melihat jendela keretaku
semua bergerak mengikuti irama
bergoyang dalam alunan syahdu
senada dengan gita sang kereta
pandanganku melayang jauh
menembus tempat dan waktu
ada yang tertinggal di Jogja
terbungkus indah dalam simfoni cinta
oh bunda
semoga engkau selalu di dalam kasihNya
Kusandarkan kepalaku
dalam kenyamanan keretaku
perlahan kelopak mataku terpejam
aku ingin menjemput impian
menemanimu ibu dalam lemahmu
seperti yang sudah kulakukan dalam beberapa malam
meski dalam diam terbaring di tilam
aku tahu hadirku membuatmu mengharu
dalam suka cita hatimu
Hari ini
kutinggalkan kotamu dan ibuku
kembali mengejar mimpi yang tertunda sementara
Surabaya
kujelang kau dalam semangat pahlawanmu
berjuang dalam asa yang ada
meski separuh cinta kutinggalkan di Jogja
Dalam kereta Argo Wilis
Antara Stasiun Tugu Jogja menuju Gubeng Surabaya
22 Maret 2014
Mengena banget puisinya, terutama buat orang seperti saya yg juga berada di perantauan, jauh dari pelukan Ibu...
BalasHapusIya mas. Kerinduan itu selalu ada. Salam kenal ya
BalasHapus